Stablecoin pada dasarnya adalah "uang digital perusahaan pusat" — Pernyataan dari dana investasi ventura

Investor disarankan untuk sangat berhati-hati saat mempertimbangkan jenis stablecoin yang diterbitkan oleh swasta, karena menurut Jeremy Kranz — pendiri dan mitra pengelola dari dana investasi ventura Sentinel Global — mereka mengandung semua risiko dari mata uang digital bank sentral (CBDC), sekaligus menyimpan risiko-risiko spesifik.

Kranz menyebut stablecoin ini sebagai “mata uang digital perusahaan pusat” (central business digital currency) — di mana setiap aktivitas dapat dipantau, dikendalikan, diprogram, dan bahkan dapat diintervensi melalui “pintu belakang”, mirip dengan CBDC. Dia berbagi dengan Cointelegraph:

“Uang digital perusahaan pusat sebenarnya tidak jauh berbeda. Jika bank besar seperti JP Morgan menerbitkan stablecoin yang dipatok pada USD dan mengendalikannya melalui Undang-Undang Patriot atau regulasi mana pun di masa depan, mereka sepenuhnya dapat membekukan aset Anda atau mengeluarkan Anda dari sistem keuangan hanya dengan satu keputusan.”

Pendiri dan mitra manajer Sentinel Global, Jeremy KranzKranz berpendapat, bahkan stablecoin yang dijaminkan secara berlebihan — yaitu token blockchain yang dijamin oleh uang tunai dan obligasi pemerintah jangka pendek — masih dapat menghadapi risiko “penarikan massal” (bank run) jika terlalu banyak investor secara bersamaan meminta penukaran token menjadi aset yang dijaminkan.

Sementara itu, stablecoin algoritmik atau sintetis (algorithmic/synthetic stablecoins) — jenis yang mempertahankan nilai peg melalui perangkat lunak atau melalui transaksi keuangan yang kompleks — memiliki risiko tersendiri. Mereka dapat kehilangan peg (de-peg) ketika pasar bergejolak atau dalam “kejadian jatuh cepat” (flash crash) di pasar derivatif cryptocurrency, tambahnya.

Menurut Kranz, teknologi pada dasarnya adalah alat netral — dapat menjadi dasar bagi masa depan keuangan yang lebih baik, atau disalahgunakan untuk menyebabkan kerusakan. Hasil akhirnya, dia menekankan, tergantung pada apakah investor membaca syarat dengan cermat, memahami risiko, dan membuat keputusan yang bijaksana dengan alat keuangan yang mereka pilih untuk dimiliki.

Peluang dan risiko yang mendekat

Kranz mengamati kecepatan inovasi stablecoin, koin digital, dan teknologi tokenisasi aset (tokenization) sebagai “10 peristiwa angsa hitam berturut-turut”, menekankan bahwa kemajuan teknologi yang revolusioner ini tidak hanya membuka peluang besar, tetapi juga menyimpan banyak risiko yang sulit diprediksi.

Menurut data dari DeFiLlama, total kapitalisasi pasar stablecoin telah melampaui 300 miliar USD pada bulan Oktober, mencerminkan skala dan pengaruh yang semakin besar dari sektor ini.

Kapasitas pasar Stablecoin mencapai lebih dari 307 miliar dolar pada saat penulisan artikel pada 19/10 | Sumber: DeFiLlamaPerhatian terhadap stablecoin semakin meningkat setelah Kongres AS mengesahkan undang-undang GENIUS — sebuah titik balik yang dianggap penting namun menyebabkan perpecahan yang dalam di kalangan legislator.

Anggota dewan wanita dari Georgia, Marjorie Taylor Greene, telah mengkritik dengan keras, menyebut undang-undang ini sebagai “kuda Troya dari CBDC”. Dalam postingan di X pada 15/7, ia menulis:

“Undang-undang ini mengatur aktivitas stablecoin, tetapi sejatinya membuka jalan bagi sejenis uang digital bank sentral yang menyamar.”

Ibu Greene memperingatkan lebih lanjut bahwa Federal Reserve (Fed) telah lama merencanakan penerbitan CBDC, dan pengesahan undang-undang GENIUS bisa menjadi batu loncatan menuju masyarakat tanpa uang tunai, di mana koin digital dipersenjatai untuk mengendalikan hak beli rakyat di bawah tangan pemerintah totaliter.

SN_Nour