Pada tengah malam, protokol agregator yang baru Anda luncurkan tiba-tiba mengalami likuidasi abnormal. Dalam sekejap, aset pengguna hilang, komunitas langsung meledak, tetapi laporan audit mengatakan bahwa kode kontrak Anda "tanpa cela". Bagaimana mungkin?

Seringkali, masalah sebenarnya tidak terletak pada kode Anda—melainkan pada sumber data yang Anda integrasikan.

Ini bukan omong kosong. Pengembang DeFi bukan hanya pencipta, tetapi juga garis pertahanan pertama untuk aset pengguna. Saat memutuskan untuk mengintegrasikan layanan oracle tertentu ke dalam aplikasi, Anda tidak hanya memperkenalkan data harga, tetapi juga memikul tanggung jawab jangka panjang untuk "berbagi risiko".

**Integrasi tidak sama dengan menyerahkan sepenuhnya**

Banyak pengembang secara asumsi berpikir: dengan menggunakan layanan oracle ternama, tanggung jawab data sudah dialihkan. Salah besar. Tanggung jawab Anda dimulai sejak data masuk ke kontrak.

Apakah Anda benar-benar memahami mekanisme pembaruan sumber data ini? Bagaimana penanganan nilai ekstrem? Apakah kontrak Anda mengatur toleransi penundaan dan pemeriksaan anomali? Ketika jaringan mengalami kemacetan yang menyebabkan data tertunda, apakah mekanisme likuidasi Anda akan memicu ledakan berantai?

**Pelajaran dari pengalaman pahit**

Ada sebuah protokol pinjaman yang pernah mengalami kerugian. Mereka tidak mengatur toleransi penundaan harga. Akibatnya, selama jaringan oracle mengalami penundaan singkat, robot arbitrase memanfaatkan peluang dengan menggunakan harga usang untuk melakukan likuidasi besar-besaran dengan jaminan rendah. Jutaan dolar hilang dalam sekejap, kepercayaan pengguna pun runtuh.

Layanan oracle adalah alat yang bagus, tetapi bagaimana cara menggunakannya, dan seberapa jauh penggunaannya, akhirnya tergantung pada Anda sendiri.