Amerika Serikat sedang mengalami percepatan evolusi krisis utang menjadi badai ekonomi nyata.

Dengan laju pinjaman sebesar 2 triliun dolar AS per tahun saat ini, pembayaran bunga selama 10 tahun ke depan akan meningkat menjadi 1,8 triliun dolar—ini bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan tekanan fiskal yang nyata. Melihat angka ini saja mungkin belum cukup intuitif, bandingkan: ini lebih dari empat kali lipat dari pembayaran bunga tahun 2021.

Yang lebih mengkhawatirkan, dalam skenario yang lebih pesimis, biaya bunga bahkan bisa mencapai 2,2 triliun dolar. Apa artinya ini? Dibandingkan beberapa tahun lalu, beban bunga meningkat sebesar 450%. Amerika Serikat sedang diserang balik oleh monster utang yang diciptakannya sendiri.

Konsekuensi dari tren ini tidak boleh diabaikan:

Biaya bunga akan melampaui pengeluaran militer, menjadi pengeluaran tunggal terbesar dalam anggaran federal. Tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga membentuk siklus setan, semakin mengikis ruang pertumbuhan ekonomi. Kepercayaan terhadap dolar sebagai mata uang cadangan global sedang goyah—ketika ekonomi terbesar di dunia terjebak dalam kesulitan utang, kebijakan moneter yang berulang dan ketidakseimbangan fiskal akan mempengaruhi seluruh sistem keuangan global.

Dalam konteks besar seperti ini, nilai aset kripto kembali muncul. Bitcoin, sebagai alat penyimpan nilai yang tidak langsung dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, semakin banyak dipandang ulang oleh para investor. Semakin besar tekanan utang, semakin kuat dorongan untuk mencari alokasi aset alternatif—ini adalah alasan mendalam mengapa narasi privasi dan aset alternatif kembali mendapatkan perhatian.

Badai telah mengirimkan alarm, pasar sedang merespons.