Bitcoin telah mengalami penurunan tajam dari puncak mingguan sebesar 94.000 USD ke sekitar 90.000 USD, menimbulkan gelombang penyesuaian di seluruh pasar cryptocurrency. Banyak altcoin dengan kapitalisasi menengah dan besar seperti The Graph (GRT), Story, Algorand (ALGO), dan Ethena mencatat penurunan lebih dari 5%, menjadi nama-nama yang paling tertinggal secara jelas dalam sesi tersebut.
Pasar Saham Lemah Mengikuti Crypto
Penurunan pasar crypto terjadi bersamaan dengan melemahnya pasar saham AS. Sentimen investor menjadi lebih berhati-hati di tengah kekhawatiran seputar bidang AI setelah laporan laba yang beragam dari perusahaan teknologi besar seperti Broadcom dan Oracle.
Indeks Nasdaq 100 yang berfokus pada teknologi turun sekitar 500 poin, sementara S&P 500 dan Dow Jones masing-masing kehilangan 70 dan 210 poin. Menariknya, indeks volatilitas VIX naik lebih dari 2,7% menjadi 16,70 poin, mencerminkan peningkatan kekhawatiran terhadap risiko yang sedang meningkat.
Pada saat yang sama, imbal hasil obligasi meningkat: imbal hasil obligasi pemerintah AS berjangka 10 tahun naik ke 4,20%, sementara berjangka 22 tahun naik ke 3,53%, meskipun Federal Reserve (Fed) baru saja memotong suku bunga sebesar 0,25%.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa arus uang cenderung keluar dari aset berisiko tinggi, termasuk mata uang kripto.
Model Teknis Negatif Bitcoin
Secara teknis, harga Bitcoin menunjukkan banyak sinyal yang mengkhawatirkan. Sebelumnya, pada bulan November, BTC membentuk pola “death cross” ketika garis rata-rata bergerak 50 hari memotong di bawah garis 200 hari — sebuah tanda penurunan harga yang umum dalam analisis teknikal.
Saat ini, harga Bitcoin masih berada di bawah garis Supertrend serta seluruh garis rata-rata bergerak penting. Selain itu, pola “bendera bearish” (bearish flag) juga telah muncul, menunjukkan potensi BTC untuk turun lebih dalam lagi, bahkan bisa kembali ke kisaran 75.000 USD. Jika skenario ini terjadi, pasar altcoin kemungkinan besar akan terus mengalami tekanan jual yang kuat.
Open Interest dan Volume Perdagangan Menurun Secara Bersamaan
Faktor lain yang turut berkontribusi terhadap penurunan pasar adalah penurunan open interest di pasar derivatif. Dalam 4 jam terakhir, total open interest menurun lebih dari 1,34% menjadi sekitar 133 miliar USD. Ini adalah indikator penting yang mencerminkan tingkat leverage yang digunakan oleh investor, dan tren penurunan yang berkepanjangan biasanya disertai tekanan penurunan harga.
Dibandingkan dengan puncak lebih dari 255 miliar USD pada bulan Oktober — saat pasar menyaksikan gelombang likuidasi hingga 1,6 juta posisi — open interest saat ini telah menurun secara signifikan. Pada saat yang sama, volume perdagangan seluruh pasar juga turun sekitar 15%, mendekati 200 miliar USD, menunjukkan bahwa permintaan beli cukup lemah.
Namun, perlu dicatat bahwa penurunan volume dan open interest pada akhir pekan adalah fenomena yang cukup umum, karena banyak investor membatasi transaksi selama periode ini.
Kesimpulan
Menggabungkan faktor makroekonomi, teknikal, dan data derivatif menunjukkan bahwa pasar crypto sedang menghadapi tekanan penyesuaian jangka pendek. Di tengah melemahnya sentimen risiko dan sinyal teknikal yang belum membaik, investor perlu lebih berhati-hati dalam mengelola posisi, terutama dengan transaksi yang menggunakan leverage tinggi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Mengapa Bitcoin dan Altcoin teratas Turun Drastis?
Bitcoin telah mengalami penurunan tajam dari puncak mingguan sebesar 94.000 USD ke sekitar 90.000 USD, menimbulkan gelombang penyesuaian di seluruh pasar cryptocurrency. Banyak altcoin dengan kapitalisasi menengah dan besar seperti The Graph (GRT), Story, Algorand (ALGO), dan Ethena mencatat penurunan lebih dari 5%, menjadi nama-nama yang paling tertinggal secara jelas dalam sesi tersebut. Pasar Saham Lemah Mengikuti Crypto Penurunan pasar crypto terjadi bersamaan dengan melemahnya pasar saham AS. Sentimen investor menjadi lebih berhati-hati di tengah kekhawatiran seputar bidang AI setelah laporan laba yang beragam dari perusahaan teknologi besar seperti Broadcom dan Oracle. Indeks Nasdaq 100 yang berfokus pada teknologi turun sekitar 500 poin, sementara S&P 500 dan Dow Jones masing-masing kehilangan 70 dan 210 poin. Menariknya, indeks volatilitas VIX naik lebih dari 2,7% menjadi 16,70 poin, mencerminkan peningkatan kekhawatiran terhadap risiko yang sedang meningkat. Pada saat yang sama, imbal hasil obligasi meningkat: imbal hasil obligasi pemerintah AS berjangka 10 tahun naik ke 4,20%, sementara berjangka 22 tahun naik ke 3,53%, meskipun Federal Reserve (Fed) baru saja memotong suku bunga sebesar 0,25%. Peristiwa ini menunjukkan bahwa arus uang cenderung keluar dari aset berisiko tinggi, termasuk mata uang kripto. Model Teknis Negatif Bitcoin Secara teknis, harga Bitcoin menunjukkan banyak sinyal yang mengkhawatirkan. Sebelumnya, pada bulan November, BTC membentuk pola “death cross” ketika garis rata-rata bergerak 50 hari memotong di bawah garis 200 hari — sebuah tanda penurunan harga yang umum dalam analisis teknikal. Saat ini, harga Bitcoin masih berada di bawah garis Supertrend serta seluruh garis rata-rata bergerak penting. Selain itu, pola “bendera bearish” (bearish flag) juga telah muncul, menunjukkan potensi BTC untuk turun lebih dalam lagi, bahkan bisa kembali ke kisaran 75.000 USD. Jika skenario ini terjadi, pasar altcoin kemungkinan besar akan terus mengalami tekanan jual yang kuat. Open Interest dan Volume Perdagangan Menurun Secara Bersamaan Faktor lain yang turut berkontribusi terhadap penurunan pasar adalah penurunan open interest di pasar derivatif. Dalam 4 jam terakhir, total open interest menurun lebih dari 1,34% menjadi sekitar 133 miliar USD. Ini adalah indikator penting yang mencerminkan tingkat leverage yang digunakan oleh investor, dan tren penurunan yang berkepanjangan biasanya disertai tekanan penurunan harga. Dibandingkan dengan puncak lebih dari 255 miliar USD pada bulan Oktober — saat pasar menyaksikan gelombang likuidasi hingga 1,6 juta posisi — open interest saat ini telah menurun secara signifikan. Pada saat yang sama, volume perdagangan seluruh pasar juga turun sekitar 15%, mendekati 200 miliar USD, menunjukkan bahwa permintaan beli cukup lemah. Namun, perlu dicatat bahwa penurunan volume dan open interest pada akhir pekan adalah fenomena yang cukup umum, karena banyak investor membatasi transaksi selama periode ini. Kesimpulan Menggabungkan faktor makroekonomi, teknikal, dan data derivatif menunjukkan bahwa pasar crypto sedang menghadapi tekanan penyesuaian jangka pendek. Di tengah melemahnya sentimen risiko dan sinyal teknikal yang belum membaik, investor perlu lebih berhati-hati dalam mengelola posisi, terutama dengan transaksi yang menggunakan leverage tinggi.