Langsung ke intinya: menggunakan obligasi pemerintah jangka pendek yang telah ditokenisasi—seperti treasury bills, short-term notes, dan sejenisnya—sebagai jaminan untuk stablecoin sebenarnya cukup masuk akal. Ini bukan "inovasi" yang cuma janji-janji belaka, melainkan benar-benar memindahkan arus kas terverifikasi dari off-chain ke on-chain.

Baru-baru ini saya memperhatikan ada proyek yang sedang menerapkan pendekatan ini. Mereka menghubungkan obligasi pemerintah jangka pendek Meksiko (CETES) ke dalam blockchain, menjalankan mesin RWA dari tahap uji coba ke lingkungan produksi nyata, dan memasukkan aset nyata berkelas institusional seperti JAAA dan JTRSY sebagai opsi jaminan. Dalam whitepaper mereka, RWA dan kepatuhan secara eksplisit dijadikan strategi jangka panjang.

Kenapa jalur ini bisa berhasil?

Karena obligasi pemerintah jangka pendek memang secara alami cocok dijadikan agunan: jatuh temponya cepat, likuiditasnya tidak terlalu buruk, dan imbal hasilnya kurang lebih bisa diprediksi. Kamu tidak perlu khawatir agunan tiba-tiba gagal bayar atau harganya naik turun liar. Yang lebih penting, ini membuat cadangan stablecoin jadi lebih beragam—tidak hanya bergantung pada satu jenis aset saja, sehingga ketahanan risiko meningkat drastis.

Kedengarannya seperti jawaban textbook keuangan, kan? Tapi bedanya: ini bukan lagi konsep yang mentok di PPT, melainkan solusi nyata yang sudah berjalan, terhubung ke aset sungguhan, dan mulai memproses aspek kepatuhan.

Tentu saja, memasukkan aset keuangan tradisional ke blockchain bukan berarti tanpa jebakan. Berikutnya yang mau saya bahas adalah: obligasi tokenisasi seperti apa yang "layak" masuk pool jaminan? Mana yang sebaiknya dijauhi? Bagaimana menilai apakah sebuah proyek RWA benar-benar serius atau cuma jual mimpi?

Kesimpulannya: tidak semua obligasi pemerintah yang on-chain itu bisa dipercaya, tiga aspek ini harus solid: likuiditas, transparansi kustodian, dan kerangka hukum. Cara menyaringnya? Akan saya bahas lebih lanjut.