Mantan Wakil Presiden Bank of China: Arah kebijakan untuk secara tegas mengekang mata uang virtual, termasuk stablecoin, sudah sepenuhnya jelas.

Pada tanggal 5 Desember, mantan Wakil Presiden Bank of China Wang Yongli menerbitkan artikel berjudul “Mengapa Tiongkok dengan Tegas Menghentikan Stablecoin?”. Artikel tersebut menyatakan bahwa kebijakan Tiongkok untuk mempercepat pengembangan yuan digital dan secara tegas menahan mata uang virtual termasuk stablecoin sudah sepenuhnya jelas. Hal ini merupakan hasil pertimbangan komprehensif dari berbagai faktor, seperti keunggulan Tiongkok dalam pembayaran mobile dan yuan digital di tingkat global, keamanan kedaulatan RMB, serta stabilitas sistem moneter dan keuangan. Dalam situasi di mana stablecoin dolar AS menyebar secara global, hubungan internasional semakin kompleks dan tajam, serta persaingan mata uang internasional semakin sengit, cara inovasi pengembangan RMB dan perlindungan keamanan nasional akan memiliki dampak besar dan jangka panjang terhadap pencapaian tujuan strategis menjadi negara dengan mata uang dan keuangan yang kuat. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang tenang, pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, tidak boleh acuh tak acuh atau ragu-ragu, juga tidak boleh mengikuti tren secara membabi buta dan melakukan kesalahan arah yang fatal.

Wang Yongli berpendapat:

• Stablecoin dolar AS telah memonopoli pasar global, stablecoin non-dolar hampir tidak memiliki ruang hidup;
• Legislasi stablecoin AS terutama melayani kepentingan sendiri, dan bahkan dapat berbalik merugikan sistem stablecoin;
• Mendorong stablecoin RMB tidak hanya tidak memiliki keunggulan, tetapi juga dapat mengancam kedaulatan dan keamanan keuangan RMB;
• Stablecoin dan mata uang virtual sangat berisiko digunakan untuk pencucian uang lintas negara, penipuan, dan lain-lain;
• Tiongkok sudah memiliki posisi terdepan secara global dalam pembayaran mobile dan yuan digital, sehingga tidak perlu mengikuti jalur stablecoin dolar AS.