Tindakan The Fed kali ini tidak main-main—kebijakan pengetatan kuantitatif resmi ditekan tombol jeda, dan selanjutnya kemungkinan akan berbalik arah.

Wall Street sekarang sedang mengamati istilah baru: RMP, singkatan dari "Reserve Management Purchase" atau "Pembelian Manajemen Cadangan". Kedengarannya memang resmi, tapi intinya, The Fed bersiap untuk kembali menyuntikkan likuiditas ke pasar. Meski secara resmi mereka selalu membantah, dan mengatakan bahwa ini sama sekali berbeda dengan quantitative easing (QE) sebelumnya, para investor paham betul—apapun namanya, yang penting likuiditas bertambah.

Kenapa tiba-tiba harus begini? Pasar repo belakangan agak bergejolak. Pasar yang nilainya mencapai 12 triliun dolar AS ini mengalami fluktuasi suku bunga yang bikin khawatir. The Fed jelas tidak bisa tinggal diam, dan beberapa analis menduga, secepat-cepatnya pada rapat FOMC minggu depan, mereka akan resmi mengumumkan peluncuran RMP.

Bagaimana detail operasinya? Tim dari suatu bank investasi memprediksi: mulai Januari tahun depan, The Fed kemungkinan akan membeli obligasi pemerintah jangka pendek senilai 35 miliar dolar AS setiap bulan. Sementara itu, setiap bulan sekitar 15 miliar dolar AS sekuritas berbasis hipotek akan jatuh tempo. Jadi, secara bersih, neraca The Fed bisa bertambah sekitar 20 miliar dolar AS setiap bulan.

Apa artinya bagi pasar? Penambahan likuiditas sudah pasti terjadi. Sinyal perubahan arah kebijakan moneter sudah sangat jelas, yang jadi kunci sekarang adalah apakah The Fed benar-benar bisa menstabilkan gejolak di pasar repo. Bagaimanapun juga, kali ini bukan sekadar penyesuaian kebijakan biasa, melainkan kemungkinan redefinisi seluruh kerangka kebijakan moneter.

Era pengetatan kuantitatif telah berakhir, apakah siklus ekspansi neraca benar-benar akan dimulai? Pasar masih menunggu jawabannya.