# Takdir Pembuat Pasar: Mengapa Institusi Kehilangan Lebih Parah daripada Investor Ritel?
Dua minggu terakhir, saya telah menyaksikan dua peristiwa "angsa hitam": gelombang likuidasi senilai 19 miliar dolar AS di pasar kripto pada 11 Oktober, serta runtuhnya pasar kulit CS2 secara tiba-tiba.
Ironisnya - yang paling menderita bukanlah investor ritel, melainkan "perantara" yang bergantung pada selisih harga. Wintermute terpaksa menghentikan perdagangan, hedge fund Selini Capital mengalami kerugian harian sebesar 18 juta hingga 70 juta dolar AS. Lembaga-lembaga ini memiliki model kuantitatif yang paling canggih dan sistem manajemen risiko yang paling ketat, mengapa mereka tetap tidak bisa menghindar?
Masalahnya adalah bahwa model bisnis mereka sendiri sudah mengandung jebakan—mereka perlu menyediakan likuiditas dengan leverage 5-20 kali untuk mendapatkan selisih. Dalam kondisi pasar normal, ini sangat efektif, tetapi begitu terjadi volatilitas ekstrem, posisi leverage akan dilikuidasi, memicu reaksi berantai dalam sekejap: likuidasi otomatis → sistem down → tidak ada kesempatan untuk menambah margin → melihat posisi dipaksa likuidasi.
Logika yang sama berlaku untuk pedagang skin CS2 - mereka mengumpulkan banyak barang untuk menunggu kenaikan nilai, tetapi Valve mengubah mekanisme penggabungan dengan satu patch, menyebabkan skin langka yang awalnya bernilai puluhan ribu menjadi hanya beberapa ribu, dan langsung rugi lebih dari 50%. Yang penting, mereka tidak bisa menjual barang-barang mereka - likuiditas akan langsung menguap saat harga jatuh.
Yang paling menyentuh adalah: tidak ada posisi yang aman, hanya ada penetapan risiko. Strategi spread yang tampak stabil sebenarnya adalah "mengambil koin di rel kereta" - 99% waktu terasa nyaman, tetapi 1% waktu, ketika kereta datang, kita benar-benar tidak bisa melarikan diri.
Pesan bagi investor ritel hanya satu: kurangi ketergantungan pada asumsi "dapat keluar kapan saja". Dalam kondisi pasar ekstrem, tidak bisa menambah margin atau menjual barang, risiko ini tidak dapat dihindari oleh model seketat apapun. Semakin rendah leverage, semakin tinggi likuiditas, semakin besar kemungkinan untuk bertahan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
# Takdir Pembuat Pasar: Mengapa Institusi Kehilangan Lebih Parah daripada Investor Ritel?
Dua minggu terakhir, saya telah menyaksikan dua peristiwa "angsa hitam": gelombang likuidasi senilai 19 miliar dolar AS di pasar kripto pada 11 Oktober, serta runtuhnya pasar kulit CS2 secara tiba-tiba.
Ironisnya - yang paling menderita bukanlah investor ritel, melainkan "perantara" yang bergantung pada selisih harga. Wintermute terpaksa menghentikan perdagangan, hedge fund Selini Capital mengalami kerugian harian sebesar 18 juta hingga 70 juta dolar AS. Lembaga-lembaga ini memiliki model kuantitatif yang paling canggih dan sistem manajemen risiko yang paling ketat, mengapa mereka tetap tidak bisa menghindar?
Masalahnya adalah bahwa model bisnis mereka sendiri sudah mengandung jebakan—mereka perlu menyediakan likuiditas dengan leverage 5-20 kali untuk mendapatkan selisih. Dalam kondisi pasar normal, ini sangat efektif, tetapi begitu terjadi volatilitas ekstrem, posisi leverage akan dilikuidasi, memicu reaksi berantai dalam sekejap: likuidasi otomatis → sistem down → tidak ada kesempatan untuk menambah margin → melihat posisi dipaksa likuidasi.
Logika yang sama berlaku untuk pedagang skin CS2 - mereka mengumpulkan banyak barang untuk menunggu kenaikan nilai, tetapi Valve mengubah mekanisme penggabungan dengan satu patch, menyebabkan skin langka yang awalnya bernilai puluhan ribu menjadi hanya beberapa ribu, dan langsung rugi lebih dari 50%. Yang penting, mereka tidak bisa menjual barang-barang mereka - likuiditas akan langsung menguap saat harga jatuh.
Yang paling menyentuh adalah: tidak ada posisi yang aman, hanya ada penetapan risiko. Strategi spread yang tampak stabil sebenarnya adalah "mengambil koin di rel kereta" - 99% waktu terasa nyaman, tetapi 1% waktu, ketika kereta datang, kita benar-benar tidak bisa melarikan diri.
Pesan bagi investor ritel hanya satu: kurangi ketergantungan pada asumsi "dapat keluar kapan saja". Dalam kondisi pasar ekstrem, tidak bisa menambah margin atau menjual barang, risiko ini tidak dapat dihindari oleh model seketat apapun. Semakin rendah leverage, semakin tinggi likuiditas, semakin besar kemungkinan untuk bertahan.