Bayangkan situasinya: posisi kamu naik, kamu senang, tapi kemudian harga tiba-tiba jatuh dan mengambil setengah dari keuntunganmu. Menyebalkan, kan? Nah, untuk momen seperti ini dibuatlah trailing stop — order yang memantau posisimu dan menutup posisi di saat yang tepat.
Cara Kerjanya
Trailing stop bukanlah stop-loss biasa. Alih-alih diam di satu harga, trailing stop seperti hantu yang mengikuti harga: saat harga naik, stop juga ikut naik, tapi saat harga mulai turun — order langsung aktif dan menjual aset.
Ada dua tipe:
Persentase: kamu pasang 10% di bawah harga saat ini. Jika harga turun tepat 10% — order aktif.
Tetap: kamu pasang angka tertentu, misalnya $30 di bawah harga pasar.
Contoh: BTC seharga $100, kamu pasang trailing stop di 10%. Jika harga naik ke $200, lalu turun ke $180 — order aktif di $180 (10% di bawah). Kamu mengunci profit sebesar $80.
Kenapa Dibutuhkan
Trader memakai trailing stop karena:
Menghemat waktu: tidak perlu mantengin monitor dan geser stop-loss manual
Memaksimalkan profit: kamu ikut naik bersama harga, bukan berhenti di satu level tetap
Melindungi emosi: bot yang ambil keputusan, bukan kamu yang panik
Efektif di volatilitas: di pasar yang labil, ini sangat bermanfaat
Kapan Kurang Efektif
Tapi tidak semuanya sempurna:
Slippage: saat harga loncat, kamu bisa jual lebih murah dari ekspektasi
Kurang efektif di pasar sideways: saat harga hanya bolak-balik tanpa arah jelas, trailing stop akan sering terpicu percuma
Bisa gagal aktif: karena masalah likuiditas, bug, atau margin kurang
Untuk posisi jangka panjang: jika kamu HODL dan siap turun 50%, trailing stop hanya akan mengecewakan
Intinya
Trailing stop bukan solusi ajaib, tapi alat bantu. Pakai untuk posisi jangka pendek atau menengah di pasar volatile. Pilih persentase atau nominal sesuai volatilitas aset dan toleransi risikomu. Ingat: bahkan dengan alat ini, pasar kripto tetap berisiko.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Trailing stop: alat cerdas untuk trader malas
Bayangkan situasinya: posisi kamu naik, kamu senang, tapi kemudian harga tiba-tiba jatuh dan mengambil setengah dari keuntunganmu. Menyebalkan, kan? Nah, untuk momen seperti ini dibuatlah trailing stop — order yang memantau posisimu dan menutup posisi di saat yang tepat.
Cara Kerjanya
Trailing stop bukanlah stop-loss biasa. Alih-alih diam di satu harga, trailing stop seperti hantu yang mengikuti harga: saat harga naik, stop juga ikut naik, tapi saat harga mulai turun — order langsung aktif dan menjual aset.
Ada dua tipe:
Contoh: BTC seharga $100, kamu pasang trailing stop di 10%. Jika harga naik ke $200, lalu turun ke $180 — order aktif di $180 (10% di bawah). Kamu mengunci profit sebesar $80.
Kenapa Dibutuhkan
Trader memakai trailing stop karena:
Kapan Kurang Efektif
Tapi tidak semuanya sempurna:
Intinya
Trailing stop bukan solusi ajaib, tapi alat bantu. Pakai untuk posisi jangka pendek atau menengah di pasar volatile. Pilih persentase atau nominal sesuai volatilitas aset dan toleransi risikomu. Ingat: bahkan dengan alat ini, pasar kripto tetap berisiko.