Baru-baru ini ada sebuah pergerakan besar di dunia kripto yang mudah terlewatkan—stablecoin RLUSD milik Ripple telah menembus sirkulasi sebesar 1 miliar dolar AS, di baliknya terdapat kolaborasi para pemain besar seperti Mastercard, Gemini, dan WebBank. Singkatnya, ini bukan sekadar pesaing USDC/USDT lainnya, melainkan institusi keuangan tradisional yang menggunakan public chain untuk merevolusi sistem pembayaran.
Apa yang membuat RLUSD berbeda? Dapat persetujuan langsung dari New York Department of Financial Services (NYDFS), 1:1 cadangan dolar AS, berjalan di atas XRP Ledger. Ini berarti sejak lahir sudah membawa aura kepatuhan—sesuatu yang butuh bertahun-tahun untuk didapatkan USDT/USDC.
Kenapa Lembaga Besar Tiba-tiba Melirik XRP Ledger?
Sistem pembayaran tradisional punya banyak masalah: transfer lintas negara butuh 3-5 hari, biaya perantara menumpuk, transparansi nyaris nol. Bagaimana XRP Ledger mengatasinya?
Kecepatan: Konfirmasi transaksi dalam hitungan detik, bukan jam. Menyaingi sistem CHIPS milik Federal Reserve AS, tapi biayanya 90% lebih murah.
Biaya: Biaya per transaksi kurang dari 1 sen. Bagaimana dengan transfer internasional Mastercard? Para perantara mengambil komisi 5-10%.
Transparansi: Catatan on-chain tak bisa dimanipulasi. Dibanding “kotak hitam” sistem bank tradisional, pengguna bisa melihat secara real-time ke mana uang mengalir.
Inilah alasan Mastercard memilih mengintegrasikan RLUSD ke jaringan pembayaran globalnya—bukan semata-mata percaya pada kripto, tapi karena teknologi ini bisa langsung memangkas biaya operasional.
Dari Kartu Kredit Gemini, Celah Terobosan di Sisi Konsumen
Kartu kredit RLUSD dari Gemini terdengar futuristik, tapi sebenarnya sangat praktis: memungkinkan pengguna biasa bertransaksi harian dengan stablecoin.
Pengguna pegang RLUSD → gesek kartu untuk belanja → merchant terima USD → settlement real-time. Proses kliring bank di tengah dihilangkan, biaya bisa turun 20-30%. Ini sangat menarik bagi merchant kecil—potongan mesin EDC tradisional biasanya 2-3%, solusi Ripple bisa menekan di bawah 1%.
WebBank (penerbit kartu Gemini) jadi “jembatan”—menghubungkan konsumen dengan merchant jaringan Mastercard. Singkatnya, efisiensi DeFi digabung dengan penerimaan luas pembayaran tradisional.
Apa yang Sedang Dipersiapkan Pasar?
Ada tanda-tanda pertumbuhan terorganisir di pasar stablecoin:
Sisi permintaan: Bank sentral di berbagai negara sedang meneliti CBDC, permintaan pasar akan “mata uang digital yang terkendali” sedang naik. Atribut kepatuhan RLUSD tepat mengisi celah ini.
Sisi suplai: Sejak rilis akhir 2024, RLUSD sudah menembus sirkulasi 1 miliar, pertumbuhannya lebih cepat dari USDC pada periode yang sama. Bukan karena harga naik (stablecoin tidak naik harga), tapi benar-benar sudah terpakai.
Ekspektasi: Ada analisis yang memperkirakan pasar stablecoin bisa mencapai 4 triliun dolar pada 2030. Alasannya? Setiap pembayaran lintas negara B2B, setiap pengelolaan likuiditas perusahaan, berpotensi berpindah dari bank tradisional ke blockchain.
Ketidakpastian regulasi: Persetujuan NYDFS hanya berlaku di AS, negara lain masih menunggu dan melihat. Sikap Uni Eropa dan Asia belum jelas.
Masalah likuiditas: Sebanyak apapun institusi besar mendukung, jika lawan transaksi kurang atau kedalaman pasar dangkal, aplikasi riil tetap terbatas.
Ketergantungan jalur: Setelah Mastercard mengintegrasi RLUSD, apakah juga akan mengintegrasikan USDC atau stablecoin lain? Kompetisi multi-chain bisa mengurangi efek jaringan RLUSD.
Logika Dasar
Inti strategi Ripple bukan merebut pangsa USDT, tapi dengan kombinasi “kepatuhan + efisiensi” membuat institusi keuangan tradisional mau pindah ke blockchain. Mastercard mengadopsi RLUSD bukan karena percaya pada kripto, tapi karena benar-benar meningkatkan profitabilitas.
Dari sudut pandang ini, keberhasilan RLUSD bukan sekadar angka sirkulasi, melainkan berapa banyak pembayaran lintas negara B2B yang dijadikan alat settlement. Itulah terobosan sebenarnya.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bagaimana Ripple RLUSD Mengguncang Pembayaran Tradisional? Dari Ambisi On-chain Mastercard hingga Gemini
Stablecoin yang Diincar oleh Wall Street
Baru-baru ini ada sebuah pergerakan besar di dunia kripto yang mudah terlewatkan—stablecoin RLUSD milik Ripple telah menembus sirkulasi sebesar 1 miliar dolar AS, di baliknya terdapat kolaborasi para pemain besar seperti Mastercard, Gemini, dan WebBank. Singkatnya, ini bukan sekadar pesaing USDC/USDT lainnya, melainkan institusi keuangan tradisional yang menggunakan public chain untuk merevolusi sistem pembayaran.
Apa yang membuat RLUSD berbeda? Dapat persetujuan langsung dari New York Department of Financial Services (NYDFS), 1:1 cadangan dolar AS, berjalan di atas XRP Ledger. Ini berarti sejak lahir sudah membawa aura kepatuhan—sesuatu yang butuh bertahun-tahun untuk didapatkan USDT/USDC.
Kenapa Lembaga Besar Tiba-tiba Melirik XRP Ledger?
Sistem pembayaran tradisional punya banyak masalah: transfer lintas negara butuh 3-5 hari, biaya perantara menumpuk, transparansi nyaris nol. Bagaimana XRP Ledger mengatasinya?
Kecepatan: Konfirmasi transaksi dalam hitungan detik, bukan jam. Menyaingi sistem CHIPS milik Federal Reserve AS, tapi biayanya 90% lebih murah.
Biaya: Biaya per transaksi kurang dari 1 sen. Bagaimana dengan transfer internasional Mastercard? Para perantara mengambil komisi 5-10%.
Transparansi: Catatan on-chain tak bisa dimanipulasi. Dibanding “kotak hitam” sistem bank tradisional, pengguna bisa melihat secara real-time ke mana uang mengalir.
Inilah alasan Mastercard memilih mengintegrasikan RLUSD ke jaringan pembayaran globalnya—bukan semata-mata percaya pada kripto, tapi karena teknologi ini bisa langsung memangkas biaya operasional.
Dari Kartu Kredit Gemini, Celah Terobosan di Sisi Konsumen
Kartu kredit RLUSD dari Gemini terdengar futuristik, tapi sebenarnya sangat praktis: memungkinkan pengguna biasa bertransaksi harian dengan stablecoin.
Pengguna pegang RLUSD → gesek kartu untuk belanja → merchant terima USD → settlement real-time. Proses kliring bank di tengah dihilangkan, biaya bisa turun 20-30%. Ini sangat menarik bagi merchant kecil—potongan mesin EDC tradisional biasanya 2-3%, solusi Ripple bisa menekan di bawah 1%.
WebBank (penerbit kartu Gemini) jadi “jembatan”—menghubungkan konsumen dengan merchant jaringan Mastercard. Singkatnya, efisiensi DeFi digabung dengan penerimaan luas pembayaran tradisional.
Apa yang Sedang Dipersiapkan Pasar?
Ada tanda-tanda pertumbuhan terorganisir di pasar stablecoin:
Sisi permintaan: Bank sentral di berbagai negara sedang meneliti CBDC, permintaan pasar akan “mata uang digital yang terkendali” sedang naik. Atribut kepatuhan RLUSD tepat mengisi celah ini.
Sisi suplai: Sejak rilis akhir 2024, RLUSD sudah menembus sirkulasi 1 miliar, pertumbuhannya lebih cepat dari USDC pada periode yang sama. Bukan karena harga naik (stablecoin tidak naik harga), tapi benar-benar sudah terpakai.
Ekspektasi: Ada analisis yang memperkirakan pasar stablecoin bisa mencapai 4 triliun dolar pada 2030. Alasannya? Setiap pembayaran lintas negara B2B, setiap pengelolaan likuiditas perusahaan, berpotensi berpindah dari bank tradisional ke blockchain.
Di Mana Risikonya?
Meski prospeknya menggoda, jangan abaikan risiko berikut:
Ketidakpastian regulasi: Persetujuan NYDFS hanya berlaku di AS, negara lain masih menunggu dan melihat. Sikap Uni Eropa dan Asia belum jelas.
Masalah likuiditas: Sebanyak apapun institusi besar mendukung, jika lawan transaksi kurang atau kedalaman pasar dangkal, aplikasi riil tetap terbatas.
Ketergantungan jalur: Setelah Mastercard mengintegrasi RLUSD, apakah juga akan mengintegrasikan USDC atau stablecoin lain? Kompetisi multi-chain bisa mengurangi efek jaringan RLUSD.
Logika Dasar
Inti strategi Ripple bukan merebut pangsa USDT, tapi dengan kombinasi “kepatuhan + efisiensi” membuat institusi keuangan tradisional mau pindah ke blockchain. Mastercard mengadopsi RLUSD bukan karena percaya pada kripto, tapi karena benar-benar meningkatkan profitabilitas.
Dari sudut pandang ini, keberhasilan RLUSD bukan sekadar angka sirkulasi, melainkan berapa banyak pembayaran lintas negara B2B yang dijadikan alat settlement. Itulah terobosan sebenarnya.