Proyek yang Ditinggalkan Telegram Ini Kini Jadi Primadona di Dunia Kripto
Masih ingat ICO senilai 1,7 miliar dolar AS milik Telegram pada 2018? Dulu namanya Gram, kemudian terpaksa ditinggalkan karena digugat SEC. Tak disangka, proyek ini dihidupkan kembali oleh tim open source NewTON, diganti nama jadi TON, dan kini sudah masuk jajaran Top 9 kapitalisasi pasar global. Ironisnya, Telegram resmi akhirnya malah meluncurkan dompet kripto berbasis TON untuk 800 juta pengguna.
Data Inti Sekilas:
Kapitalisasi pasar: 21,7 miliar dolar AS (peringkat 9 dunia)
Harga saat ini: 6,24 dolar AS (April 2024 pernah tembus 7,5 dolar AS)
Token asli: Toncoin, total suplai 5 miliar, inflasi tahunan 0,6%
Kepemilikan tim: hanya 1,45% (sisanya dirilis lewat mining POW)
Mengapa TON Bisa Bangkit?
1. Performa Kalahkan Pesaing Selevel
TON menargetkan jutaan TPS, memakai teknologi sharding agar banyak chain bisa berjalan paralel. Dibanding Ethereum yang cuma 15-30 TPS, TON ibarat memberi mesin roket ke blockchain. Biaya gas juga sangat rendah, mirip Solana tapi lebih stabil.
2. Upgrade Mekanisme Konsensus
Tahun 2022 beralih dari POW ke POS, validator wajib staking token untuk berpartisipasi. Mekanisme pemilihan acak + hukuman (gagal tugas, deposit langsung disita), skema ini menjaga keamanan sekaligus mendorong partisipasi.
3. Titik Ledak Ekosistem
Tahun 2023 jadi titik balik TON:
Unibot, Bananagun, dan Telegram Bot lainnya viral, membawa trafik ke TON
Tether menerbitkan USDT di TON, ini baru big deal (ekosistem stablecoin terbentuk)
Investasi strategis MEXC Ventures, jadi jaminan industri
Sejak 2018 sampai sekarang, perjalanan TON sudah melewati fase ditinggalkan, diselamatkan, diabaikan, lalu jadi hype. Ceritanya sendiri sudah layak dipelajari.
Risiko yang Harus Diketahui Investor
Tekanan Inflasi: Inflasi tak terbatas 0,6% per tahun, nilai token lama-lama tergerus
Konsentrasi Validator: Meski POS teorinya lebih terdesentralisasi, partisipasi nyata masih jadi tantangan
Ketergantungan pada Telegram: Pertumbuhan ekosistem sangat terikat pertumbuhan pengguna Telegram
Logika Dasar
Keberhasilan TON bukan karena inovasi teknologinya sangat revolusioner, melainkan kombinasi sempurna waktu + narasi + modal. Tahun 2023-2024 pas banget hype AI + Telegram Bot, pasar butuh chain publik yang sanggup menampung trafik itu. TON hadir di momen yang tepat, didukung Tether, akhirnya ekosistemnya hidup.
Tapi perlu dicatat, persaingan chain ber-TPS tinggi juga makin sengit. Monad, Solana L2, dan pemain baru lain terus mengincar. Berapa lama TON mampu bertahan di puncak, sangat tergantung pada tingkat retensi aplikasi ekosistemnya.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Kebangkitan Ekosistem TON: Dari Telegram Menyerah hingga Menjadi Kapitalisasi Pasar Kesembilan
Proyek yang Ditinggalkan Telegram Ini Kini Jadi Primadona di Dunia Kripto
Masih ingat ICO senilai 1,7 miliar dolar AS milik Telegram pada 2018? Dulu namanya Gram, kemudian terpaksa ditinggalkan karena digugat SEC. Tak disangka, proyek ini dihidupkan kembali oleh tim open source NewTON, diganti nama jadi TON, dan kini sudah masuk jajaran Top 9 kapitalisasi pasar global. Ironisnya, Telegram resmi akhirnya malah meluncurkan dompet kripto berbasis TON untuk 800 juta pengguna.
Data Inti Sekilas:
Mengapa TON Bisa Bangkit?
1. Performa Kalahkan Pesaing Selevel
TON menargetkan jutaan TPS, memakai teknologi sharding agar banyak chain bisa berjalan paralel. Dibanding Ethereum yang cuma 15-30 TPS, TON ibarat memberi mesin roket ke blockchain. Biaya gas juga sangat rendah, mirip Solana tapi lebih stabil.
2. Upgrade Mekanisme Konsensus
Tahun 2022 beralih dari POW ke POS, validator wajib staking token untuk berpartisipasi. Mekanisme pemilihan acak + hukuman (gagal tugas, deposit langsung disita), skema ini menjaga keamanan sekaligus mendorong partisipasi.
3. Titik Ledak Ekosistem
Tahun 2023 jadi titik balik TON:
Sejak 2018 sampai sekarang, perjalanan TON sudah melewati fase ditinggalkan, diselamatkan, diabaikan, lalu jadi hype. Ceritanya sendiri sudah layak dipelajari.
Risiko yang Harus Diketahui Investor
Logika Dasar
Keberhasilan TON bukan karena inovasi teknologinya sangat revolusioner, melainkan kombinasi sempurna waktu + narasi + modal. Tahun 2023-2024 pas banget hype AI + Telegram Bot, pasar butuh chain publik yang sanggup menampung trafik itu. TON hadir di momen yang tepat, didukung Tether, akhirnya ekosistemnya hidup.
Tapi perlu dicatat, persaingan chain ber-TPS tinggi juga makin sengit. Monad, Solana L2, dan pemain baru lain terus mengincar. Berapa lama TON mampu bertahan di puncak, sangat tergantung pada tingkat retensi aplikasi ekosistemnya.