Inilah jebakan yang paling banyak dialami oleh para penghasil kelas menengah: Anda melakukan segala sesuatu “benar” — menabung secara konsisten, menganggarkan secara religius, menghindari pemborosan — namun entah bagaimana Anda masih belum menjadi kaya. Apa yang terjadi?
Ahli keuangan Nicole Lapin menjelaskan tiga kebiasaan licik yang membuat orang terjebak:
1. Anda Menyimpan, Bukan Berinvestasi
Menyimpan uang tunai di rekening dengan hasil rendah terasa aman. Peringatan: inflasi secara diam-diam menggerogoti uang tersebut. Selama 10 tahun, uang “aman” itu kehilangan daya beli yang sebenarnya. Anda secara harfiah tidak dapat menganggarkan atau menabung untuk mencapai kekayaan — Anda perlu modal yang bekerja untuk Anda.
2. Kenaikan Anda Mendukung Gaya Hidup, Bukan Pertumbuhan
Dapatkan bonus? Tiba-tiba Anda berada di toko grosir mewah atau mengincar mobil yang lebih bagus. Gaji yang lebih besar seharusnya memperlebar jarak antara pendapatan dan pengeluaran. Sebaliknya, itu justru mendanai peningkatan gaya hidup. Langkah jitu: masukkan kenaikan gaji langsung ke dalam investasi sebelum Anda bahkan melihat uangnya.
3. Saluran Tersembunyi Sedang Menguras Anda
Utang berbunga tinggi, biaya dana, langganan acak — secara individu tampak tidak berbahaya. Bersama-sama? Mereka adalah pembunuh kekayaan. Tinjau 3 bulan laporan bank dengan tanpa ampun. Lacak ke mana setiap angin puyuh sebenarnya pergi.
Solusinya? Otomatisasikan investasi dari setiap gaji, maksimalkan akun yang menguntungkan pajak (401k/IRA/HSA), perlakukan utang berbunga tinggi seperti keadaan darurat, dan jaga agar tetap sederhana dengan reksa dana indeks. Kekayaan tidak dibangun di atas perdagangan yang cerdas — itu adalah penggabungan yang tenang yang terjadi ketika Anda secara sistematis mengalirkan pendapatan ke dalam kepemilikan.
Disiplin yang membuatmu menjadi kelas menengah bisa membawamu ke level berikutnya. Itu hanya perlu target yang berbeda.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Mengapa Kebiasaan Menabung Anda Mungkin Sebenarnya Membunuh Kekayaan Anda
Inilah jebakan yang paling banyak dialami oleh para penghasil kelas menengah: Anda melakukan segala sesuatu “benar” — menabung secara konsisten, menganggarkan secara religius, menghindari pemborosan — namun entah bagaimana Anda masih belum menjadi kaya. Apa yang terjadi?
Ahli keuangan Nicole Lapin menjelaskan tiga kebiasaan licik yang membuat orang terjebak:
1. Anda Menyimpan, Bukan Berinvestasi
Menyimpan uang tunai di rekening dengan hasil rendah terasa aman. Peringatan: inflasi secara diam-diam menggerogoti uang tersebut. Selama 10 tahun, uang “aman” itu kehilangan daya beli yang sebenarnya. Anda secara harfiah tidak dapat menganggarkan atau menabung untuk mencapai kekayaan — Anda perlu modal yang bekerja untuk Anda.
2. Kenaikan Anda Mendukung Gaya Hidup, Bukan Pertumbuhan
Dapatkan bonus? Tiba-tiba Anda berada di toko grosir mewah atau mengincar mobil yang lebih bagus. Gaji yang lebih besar seharusnya memperlebar jarak antara pendapatan dan pengeluaran. Sebaliknya, itu justru mendanai peningkatan gaya hidup. Langkah jitu: masukkan kenaikan gaji langsung ke dalam investasi sebelum Anda bahkan melihat uangnya.
3. Saluran Tersembunyi Sedang Menguras Anda
Utang berbunga tinggi, biaya dana, langganan acak — secara individu tampak tidak berbahaya. Bersama-sama? Mereka adalah pembunuh kekayaan. Tinjau 3 bulan laporan bank dengan tanpa ampun. Lacak ke mana setiap angin puyuh sebenarnya pergi.
Solusinya? Otomatisasikan investasi dari setiap gaji, maksimalkan akun yang menguntungkan pajak (401k/IRA/HSA), perlakukan utang berbunga tinggi seperti keadaan darurat, dan jaga agar tetap sederhana dengan reksa dana indeks. Kekayaan tidak dibangun di atas perdagangan yang cerdas — itu adalah penggabungan yang tenang yang terjadi ketika Anda secara sistematis mengalirkan pendapatan ke dalam kepemilikan.
Disiplin yang membuatmu menjadi kelas menengah bisa membawamu ke level berikutnya. Itu hanya perlu target yang berbeda.