Penelitian baru saja merilis beberapa angka besar: sekitar 25% dari perusahaan besar di Inggris berencana melakukan pengurangan tenaga kerja yang dipicu oleh penerapan AI. Itu bukan fraksi kecil—kita berbicara tentang satu dari setiap empat perusahaan besar yang bertaruh bahwa otomatisasi dapat menggantikan peran manusia. Implikasinya melampaui neraca perusahaan. Ketika kecerdasan buatan mulai membentuk strategi perekrutan pada skala ini, itu menandakan pergeseran mendasar dalam cara bisnis memandang efisiensi operasional versus modal manusia. Pertanyaan muncul: sektor mana yang paling terpukul? Apakah kita berbicara tentang fungsi back-office, layanan pelanggan, atau sesuatu yang lebih dalam? Dan inilah yang mengejutkan—sementara AI menjanjikan penghematan biaya, dampak gelombang pada pasar pekerjaan dan daya beli konsumen dapat menciptakan dinamika ekonomi yang sama sekali baru. Ini bukan hanya cerita Inggris; ini adalah pratayang tentang apa yang akan datang secara global saat alat AI semakin matang. Revolusi teknologi tidak berhenti untuk siapa pun.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
WhaleShadow
· 8jam yang lalu
Mesin adalah mesin, sangat harum
Lihat AsliBalas0
AirdropHarvester
· 8jam yang lalu
Jangan bawa pekerjaan saat menghasilkan uang
Lihat AsliBalas0
TokenomicsTrapper
· 9jam yang lalu
menyebut pola keruntuhan ini beberapa bulan yang lalu... perusahaan membuang manusia lebih cepat daripada VC membuang kantong pra-bibit lmao
Lihat AsliBalas0
MetaverseHobo
· 9jam yang lalu
nggak bohong, seluruh hal pengambilalihan AI ini terasa berbeda... agak menakutkan banget sih asli
Penelitian baru saja merilis beberapa angka besar: sekitar 25% dari perusahaan besar di Inggris berencana melakukan pengurangan tenaga kerja yang dipicu oleh penerapan AI. Itu bukan fraksi kecil—kita berbicara tentang satu dari setiap empat perusahaan besar yang bertaruh bahwa otomatisasi dapat menggantikan peran manusia. Implikasinya melampaui neraca perusahaan. Ketika kecerdasan buatan mulai membentuk strategi perekrutan pada skala ini, itu menandakan pergeseran mendasar dalam cara bisnis memandang efisiensi operasional versus modal manusia. Pertanyaan muncul: sektor mana yang paling terpukul? Apakah kita berbicara tentang fungsi back-office, layanan pelanggan, atau sesuatu yang lebih dalam? Dan inilah yang mengejutkan—sementara AI menjanjikan penghematan biaya, dampak gelombang pada pasar pekerjaan dan daya beli konsumen dapat menciptakan dinamika ekonomi yang sama sekali baru. Ini bukan hanya cerita Inggris; ini adalah pratayang tentang apa yang akan datang secara global saat alat AI semakin matang. Revolusi teknologi tidak berhenti untuk siapa pun.