Belakangan ini, Bank Sentral negara kita terus mendorong kebijakan penurunan suku bunga, memberikan dorongan baru bagi perkembangan ekonomi. Mari kita meninjau kembali titik-titik kunci dalam siklus penurunan suku bunga ini dan melihat kemungkinan arah ke depan.
Sejak September 2024, Bank Sentral telah melaksanakan beberapa kali pemotongan suku bunga. Pertama-tama, pada 19 September 2024, suku bunga dipotong secara signifikan sebesar 50 basis poin, kemudian pada 8 November dan 19 Desember masing-masing dipotong sebesar 25 basis poin. Memasuki tahun 2025, Bank Sentral kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 18 September.
Hingga saat ini, termasuk penurunan suku bunga terbaru sebesar 25 basis poin, total penurunan suku bunga telah mencapai 150 basis poin. Serangkaian langkah ini bertujuan untuk mendukung perkembangan ekonomi riil dan mengoptimalkan lingkungan keuangan.
Berdasarkan target penurunan suku bunga sebesar 200 basis poin yang telah ditetapkan sebelumnya, saat ini masih ada ruang untuk 50 basis poin lagi. Tanpa memperluas neraca, Bank Sentral masih mungkin untuk melakukan penurunan suku bunga dua kali.
Strategi penurunan suku bunga secara bertahap ini mencerminkan penilaian hati-hati dan penyesuaian fleksibel Bank Sentral terhadap situasi ekonomi. Ke depan, Bank Sentral mungkin akan terus memantau indikator ekonomi dan respons pasar dengan cermat, serta menyesuaikan kebijakan moneter pada waktu yang tepat untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian risiko.
Perlu dicatat bahwa meskipun kebijakan penurunan suku bunga dapat merangsang ekonomi, namun juga perlu waspada terhadap efek samping yang mungkin ditimbulkan, seperti tekanan inflasi dan gelembung aset. Oleh karena itu, arah kebijakan selanjutnya masih perlu diamati dengan hati-hati.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
CrossChainBreather
· 20jam yang lalu
Infrastruktur sudah terhenti
Lihat AsliBalas0
GasFeePhobia
· 20jam yang lalu
Penurunan suku bunga ini benar-benar gila
Lihat AsliBalas0
DogeBachelor
· 20jam yang lalu
Saya tidak mengerti mengapa kalian setiap hari membicarakan penurunan suku bunga
Belakangan ini, Bank Sentral negara kita terus mendorong kebijakan penurunan suku bunga, memberikan dorongan baru bagi perkembangan ekonomi. Mari kita meninjau kembali titik-titik kunci dalam siklus penurunan suku bunga ini dan melihat kemungkinan arah ke depan.
Sejak September 2024, Bank Sentral telah melaksanakan beberapa kali pemotongan suku bunga. Pertama-tama, pada 19 September 2024, suku bunga dipotong secara signifikan sebesar 50 basis poin, kemudian pada 8 November dan 19 Desember masing-masing dipotong sebesar 25 basis poin. Memasuki tahun 2025, Bank Sentral kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 18 September.
Hingga saat ini, termasuk penurunan suku bunga terbaru sebesar 25 basis poin, total penurunan suku bunga telah mencapai 150 basis poin. Serangkaian langkah ini bertujuan untuk mendukung perkembangan ekonomi riil dan mengoptimalkan lingkungan keuangan.
Berdasarkan target penurunan suku bunga sebesar 200 basis poin yang telah ditetapkan sebelumnya, saat ini masih ada ruang untuk 50 basis poin lagi. Tanpa memperluas neraca, Bank Sentral masih mungkin untuk melakukan penurunan suku bunga dua kali.
Strategi penurunan suku bunga secara bertahap ini mencerminkan penilaian hati-hati dan penyesuaian fleksibel Bank Sentral terhadap situasi ekonomi. Ke depan, Bank Sentral mungkin akan terus memantau indikator ekonomi dan respons pasar dengan cermat, serta menyesuaikan kebijakan moneter pada waktu yang tepat untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian risiko.
Perlu dicatat bahwa meskipun kebijakan penurunan suku bunga dapat merangsang ekonomi, namun juga perlu waspada terhadap efek samping yang mungkin ditimbulkan, seperti tekanan inflasi dan gelembung aset. Oleh karena itu, arah kebijakan selanjutnya masih perlu diamati dengan hati-hati.