Posisi Kontroversial Kim Jong Un tentang Israel: Sebuah Analisis Geopolitik

Sebuah Pernyataan yang Memicu Reaksi Komunitas Chain Internasional

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru-baru ini membuat pernyataan kontroversial dengan menyatakan bahwa Israel "bukan negara" tetapi lebih merupakan "proyek terorisme yang didukung oleh Washington". Sikap ini, yang merupakan ciri khas retorika anti-Barat Pyongyang, telah memicu kembali debat tentang posisi Korea Utara dalam geopolitik internasional dan kritiknya yang konstan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.

Konteks dan Dasar Pernyataan Ini

Menurut media resmi Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan mengucapkan kata-kata ini dalam sebuah pidato yang memperingati hari nasional. Ia menuduh Israel sebagai "boneka" imperialisme Amerika, yang menyarankan bahwa tindakan Israel di Timur Tengah, terutama dalam konflik dengan Palestina, diatur oleh Washington untuk mempertahankan dominasinya di wilayah tersebut.

Secara historis, Korea Utara telah beraliansi dengan perjuangan Palestina. Sejak 1988, Pyongyang mengakui Negara Palestina sebagai satu-satunya pemerintahan sah dari wilayah Palestina yang bersejarah. Pernyataan terbaru Kim Jong Un adalah kelanjutan dari posisi diplomatik yang telah ditetapkan selama beberapa dekade, di mana propaganda Korea Utara secara sistematis menggambarkan Amerika Serikat dan sekutunya sebagai agresor global.

Reaksi Internasional yang Berbeda

Komunitas internasional telah bereaksi dengan cara yang beragam terhadap pernyataan ini. Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Israel, sebagian besar mengabaikan pernyataan ini, menganggapnya sebagai retorika Korea Utara yang biasa. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dilaporkan menyebut komentar tersebut sebagai "kontra-produktif", mendesak Korea Utara untuk lebih fokus pada pembicaraan denuklirisasi.

Israel belum secara resmi bereaksi, tetapi para analis memperkirakan bahwa negara tersebut menganggap pernyataan semacam itu sebagai bagian dari strategi yang dapat diprediksi dari Korea Utara. Sebaliknya, beberapa negara di Timur Tengah dan kelompok yang mendukung perjuangan Palestina telah mengulangi pernyataan Kim, memperkuatnya di media sosial. Reaksi di platform-platform ini terpolarisasi: beberapa memuji "keberanian" Kim sementara yang lain mengkritik catatan rezimnya dalam hal hak asasi manusia.

Implikasi untuk Hubungan Internasional

Pernyataan Kim Jong Un seharusnya tidak mengubah secara signifikan lanskap geopolitik, tetapi menyoroti strategi permanen Korea Utara untuk menggunakan retorika provokatif untuk menegaskan relevansinya di panggung dunia. Dengan menargetkan Israel, Kim berusaha untuk menarik perhatian anti-Barat di beberapa bagian Global Selatan, sambil mengalihkan perhatian dari masalah internal seperti kesulitan ekonomi dan sanksi internasional.

Referensi dukungan Washington juga menyoroti narasi Korea Utara tentang hegemoni Amerika. Namun, para ahli berpendapat bahwa komentar Kim lebih ditujukan untuk propaganda domestik daripada upaya serius untuk mempengaruhi urusan Timur Tengah. Korea Utara memiliki sedikit keterlibatan langsung dalam konflik Israel-Palestina, dan pernyataannya seringkali merupakan isyarat simbolis yang bertujuan untuk menyelaraskan diri dengan beberapa pihak ideologis.

Analisis: Antara Propaganda dan Strategi Diplomatik

Pernyataan Kim Jong Un secara sempurna menggambarkan penggunaan bahasa yang provokatif oleh Korea Utara untuk memposisikan diri sebagai pembela "yang terzalimi". Dengan menyebut Israel sebagai "proyek terorisme", Kim mengandalkan narasi anti-kekaisaran yang telah ada sejak lama yang menggema di kalangan sejumlah publik. Namun, para kritikus menyoroti hipokritnya pernyataan semacam itu mengingat kekhawatiran tentang pemerintahan otoriter dan hak asasi manusia di Korea Utara.

Pemimpin Korea Utara juga telah memberikan instruksi kepada para pejabatnya untuk "secara global membantu Palestina" dalam konteks konflik saat ini, menurut layanan intelijen Korea Selatan. Posisi ini sejalan dengan tradisi panjang dukungan terhadap kedaulatan Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Perspektif Evolusi

Meskipun pernyataan Kim kemungkinan tidak menghasilkan tindakan konkret, hal ini memperkuat komitmen Korea Utara terhadap posisinya yang anti-Barat. Ini juga mengingatkan akan kompleksitas aliansi dan rivalitas dalam politik global. Seiring dengan terus berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah dan Korea Utara yang terus menghadapi tantangan sendiri, pernyataan semacam itu kemungkinan besar akan tetap menjadi alat bagi Pyongyang untuk menyuarakan pendapatnya di panggung dunia.

Saat ini, komunitas internasional mengamati bagaimana retorika Kim Jong Un menambah lapisan tambahan pada drama geopolitik yang sedang berlangsung. Dampak nyata dari pernyataan ini terhadap hubungan diplomatik dan pasar global tetap terbatas, tetapi mereka berkontribusi untuk menjaga visibilitas internasional rezim Korea Utara dalam konteks geopolitik yang kompleks.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • 1
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
FanFanInvincible9399vip
· 09-28 16:14
Sepenuhnya setuju
Lihat AsliBalas0
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)