Demeanor Santai yang Unik dari Orang-orang di Negara Besar: Sebuah Observasi Perbandingan

Selama perjalanan baru-baru ini ke Osaka, saya memiliki pengalaman yang mencerahkan di restoran Kani Doraku. Pelayan, seorang mahasiswa pertukaran asal Tiongkok, awalnya mengadopsi posisi berlutut yang formal yang khas di restoran Jepang. Namun, setelah mendengar saya berbicara dalam bahasa Mandarin, dia segera beralih ke posisi duduk yang lebih santai, terlibat dalam percakapan yang penuh semangat sambil menyajikan menu.

Kejadian ini mengingatkan saya pada pola perilaku yang berbeda yang telah saya amati di antara individu dari berbagai negara Asia Timur. Seringkali cukup mudah untuk membedakan antara orang Korea Selatan, Jepang, dan China ketika mereka berada di luar negeri. Orang Korea Selatan sering menunjukkan ekspresi wajah yang tegang, sementara individu Jepang cenderung mempertahankan sikap yang tertutup. Sebaliknya, mereka yang memancarkan sikap santai kemungkinan besar adalah orang China.

Pengalaman profesional saya di sebuah perusahaan Korea Selatan, yang kemudian diakuisisi oleh sebuah korporasi Amerika, semakin menjelaskan perbedaan budaya ini. Tenaga kerja terdiri dari campuran nasionalitas yang beragam, termasuk orang Korea Selatan, etnis Korea Utara, Cina, Amerika, dan Jepang. Saya memperhatikan kontras yang mencolok dalam etiket sosial: orang Korea Selatan akan membungkuk dan mengangguk satu sama lain bahkan dari jarak jauh, pada sudut sekitar 60 derajat, sementara karyawan Jepang akan membungkuk bahkan lebih dalam, hampir pada 90 derajat. Namun, rekan-rekan Cina dan Amerika hanya berdiri tegak, tanpa kebiasaan yang tertanam seperti itu.

Perbedaan perilaku ini dapat dikaitkan dengan struktur sosial dan konteks sejarah yang berbeda. Reformasi yang sukses di Tiongkok telah mengarah pada berkurangnya rasa hierarki sosial. Pekerja di sektor layanan, seperti housekeeping atau keamanan, tidak memandang diri mereka sebagai bawahan. Ini sangat kontras dengan Jepang, Korea Selatan, dan daerah seperti Hong Kong dan Taiwan, di mana personel layanan sering kali melihat diri mereka dalam pandangan yang lebih tunduk. Dalam media Taiwan, misalnya, gelar kehormatan seperti 'tuan,' 'nona,' atau 'nyonya' masih sering digunakan.

Sikap santai yang ditunjukkan oleh orang-orang dari negara besar tampaknya berasal dari pengurangan perhatian terhadap pendapat orang lain. Ciri ini dimiliki oleh individu Tiongkok dan Amerika. Namun, di negara-negara kecil dengan sistem kelas yang lebih kaku, sikap semacam itu jelas tidak ada.

Menariknya, meskipun hubungan kompetitif saat ini antara China dan Amerika Serikat, orang-orang dari negara lain sering melihat kesamaan dalam sikap individu Cina dan Amerika, mencatat rasa percaya diri yang sebanding pada keduanya.

Kembali ke Tokyo: Menyeimbangkan Kepentingan Pribadi dan Dinamika Hubungan

Baru-baru ini, saya mengunjungi Tokyo lagi bersama pasangan saya setelah jeda lima tahun. Perjalanan ini menyoroti antusiasme yang sering dijadikan bahan lelucon oleh banyak wanita untuk berbelanja. Namun, saya telah menyadari bahwa kebahagiaannya adalah yang utama. Lagipula, nilai sejati dari kesuksesan finansial terletak pada kemampuannya untuk memberikan kehidupan yang nyaman bagi keluarga dan orang-orang terkasih. Kesadaran ini menjadi motivator yang kuat dalam pencarian saya akan stabilitas dan pertumbuhan finansial.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)