Apa itu Web 3.0 (Web3)? Definisi, panduan, dan sejarah

Bayangkan sebuah Internet yang memberikan Anda persis apa yang Anda cari, dalam format yang sempurna, bahkan sebelum Anda tahu cara memintanya.

Aneh, bukan? Mungkin bahkan sedikit mengganggu. Namun, pengalaman ini bisa menjadi kenyataan kita dengan Web 3.0, generasi berikutnya dari Internet.

Para penggemar Web 3.0 melihatnya sebagai Internet yang didorong oleh kecerdasan buatan. Sebuah web di mana semua data global digabungkan dalam apa yang disebut web semantik. Pengguna biasa akan mengambil kembali kontrol atas data mereka menghadapi raksasa teknologi. Tidak ada lagi bank! Orang-orang akan langsung menukar mata uang digital mereka.

Apakah kita benar-benar akan melihat Web 3.0 terwujud? Sulit untuk dikatakan. Minat tidak pernah sebesar ini, itu pasti. Perusahaan-perusahaan tertarik, berusaha untuk menentukan apakah mereka harus ikut serta.

Panduan ini menjawab pertanyaan penting tentang Web 3.0 dan menjelaskan konsep-konsep dasarnya. Desentralisasi, manajemen data, peluang bisnis... semuanya ada di sini.

Web 3.0 (Web3) - apa sebenarnya?

Web 3.0 merupakan perubahan selanjutnya dari World Wide Web, antarmuka yang memberi kita akses ke konten di Internet.

Definisinya masih kabur. Normal, itu masih dalam pengembangan. Bahkan ejaannya bervariasi! "Web3" atau "Web 3.0"? Para analis seperti Forrester, Gartner, dan IDC menggunakan kedua bentuk tersebut.

Satu hal tampak jelas: Web 3.0 sangat mengandalkan aplikasi terdesentralisasi dan blockchain. Kecerdasan buatan akan memainkan peran utama dalam menciptakan jaringan yang lebih cerdas.

Internet telah banyak berubah...

Web 3.0 akan mengikuti dua generasi sebelumnya.

Tim Berners-Lee menemukan Web 1.0 pada tahun 1989. Seorang ahli komputer Inggris yang brilian! Ia terinspirasi oleh konsep hypertext yang diajukan oleh Ted Nelson pada tahun 1963. Berners-Lee menciptakan HTML, HTTP, dan mulai mengembangkan "Web Semantik". Komputer pada masa itu tidak cukup kuat untuk mewujudkan visi lengkapnya.

Masyarakat umum mengenal web pada tahun 1993 dengan Mosaic, kemudian Netscape Navigator. Browser lain menyusul. Mesin pencari pertama seperti Yahoo! muncul. Google hampir melampaui semuanya pada sekitar tahun 2004.

Pada tahun 2000, mulai dibicarakan tentang Web 2.0, yang lebih interaktif. Berners-Lee menjelaskan visinya tentang web semantik dalam Scientific American. Tim O'Reilly mempopulerkan konsep Web 2.0 melalui konferensinya.

Facebook mewujudkan impian Internet interaktif ini. Konsorsium W3C telah menerbitkan standar untuk web semantik. Pada waktu yang sama, dua teknologi penting muncul: cryptocurrency dan blockchain. Gavin Wood, salah satu pendiri Ethereum, mulai berbicara tentang "Web 3.0" dan "Web3" untuk menggambarkan Internet yang terdesentralisasi dan cerdas secara semantik.

Mengapa tertarik pada Web 3.0?

Desentralisasi dapat mengubah secara radikal interaksi kita secara online. Sepenuhnya!

Raksasa seperti Amazon, Google, dan Meta telah tumbuh dengan mengumpulkan data kita. Jaringan peer-to-peer global akan mengubah segalanya. Individu akan kembali mengambil kendali. Mereka bahkan bisa mendapatkan keuntungan dari data mereka sendiri.

Perusahaan harus beradaptasi. Peluang bisnis Web 3.0 akan terfokus pada personalisasi layanan. Pemasaran harus menemukan keseimbangan baru antara privasi dan personalisasi. Tidak mudah.

Transparansi blockchain dapat meningkatkan layanan pelanggan. Rantai pasokan akan menjadi lebih efisien berkat berbagi informasi secara real-time.

Web 3.0 juga akan berfungsi sebagai infrastruktur untuk metaverse, dunia virtual 3D yang banyak dibicarakan. Kedua konsep ini terkait dan kemungkinan akan berkembang bersama. Metaverse tidak akan menjadi kenyataan sampai fondasi Web 3.0 sangat mapan.

Bagaimana cara kerja Web 3.0?

HTML akan tetap penting, seperti pada Web 1.0 dan 2.0. Tapi sumber data? Segalanya akan berubah.

Akhir dari server terpusat! Aplikasi Web 3.0 akan bergantung pada blockchain terdesentralisasi. Tidak ada otoritas pusat. Pendekatan ini tampaknya lebih demokratis, memberikan pengguna lebih banyak kontrol atas data mereka.

AI akan memainkan peran penting. Ia akan memberikan konten yang relevan kepada setiap pengguna, bukannya konten yang dipaksakan oleh orang lain. Web semantik akan mengorganisir data dengan lebih logis.

Organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) dapat merevolusi tata kelola jaringan. Kekuatan akan berpindah dari otoritas pusat ke komunitas digital.

Transaksi keuangan? Di blockchain, bukan melalui bank tradisional. IPv6 akan menyediakan alamat Internet tambahan yang diperlukan.

Elemen Kunci Web 3.0

Beberapa fitur penting dari generasi ketiga Internet ini:

• Terdesentralisasi. Tidak ada lagi layanan terpusat! Segalanya akan didistribusikan, tanpa otoritas pusat.

• Blockchain. Ini adalah tulang punggung Web 3.0. Jaringan peer-to-peer dengan catatan transaksi yang tidak dapat diubah.

• Cryptocurrency. Ini akan sebagian menggantikan uang tradisional yang diterbitkan oleh pemerintah.

• Organisasi semantik. Data akan disusun agar AI memahami maknanya. Situs web akan menginterpretasikan permintaan seperti manusia.

• Kecerdasan buatan. AI dan pembelajaran mesin akan ada di mana-mana. Komputer akan memproses informasi hampir seperti kita.

Proyeksi sangat mengesankan: sektor Web 3.0 dapat mencapai 339,1 miliar dolar AS pada tahun 2034. Keuangan terdesentralisasi, NFT, dan solusi blockchain perusahaan sedang berkembang pesat. Ekosistem ini sudah memiliki lebih dari 3200 startup dan mempekerjakan sekitar 460.000 profesional di seluruh dunia.

Tokenisasi aset nyata tampaknya menjanjikan. Tinggal dilihat bagaimana regulasi akan berkembang, faktor krusial untuk masa depan sektor ini yang bergerak dengan sangat cepat.