Bubble Tulip, juga disebut efek Tulip, adalah sebuah kegilaan yang terjadi di Belanda pada abad ke-17. Aktivitas spekulasi pertama yang tercatat di Eropa. Lihatlah gelembung ini! Ia memiliki semangat mengejar kekayaan, mengikuti herd, dan kehilangan akal sehat sepenuhnya. Akhirnya gelembung itu pecah, banyak orang kehilangan segalanya. Sepertinya semua elemen spekulasi manusia telah dipentaskan.
Latar Belakang: Perbaikan Ekonomi dan Dampak Pandemi
Belanda baru saja terbebas dari kekuasaan Spanyol. Ekonomi pulih dari depresi besar. Rakyat menjadi makmur.
Tetapi takdir memainkan lelucon. Antara tahun 1633 hingga 1637, wabah hitam melanda banyak kota. Kematian ada di mana-mana. Seluruh masyarakat tampaknya diliputi oleh keputusasaan.
Akhir: Kembali ke Industri Tulip yang Normal
Setelah kegilaan mereda, perdagangan tulip perlahan-lahan stabil. Sekarang Belanda memiliki ribuan jenis tulip. Itu menjadi simbol negara. Perubahan yang cukup menakjubkan.
Seluruh Acara
Satu, Gelembung Ekonomi Pertama dalam Sejarah
Pada bulan Februari 1637, terjadi hal aneh di Amsterdam. Tulip! Harga melambung hingga ke tingkat yang tidak masuk akal. Semua orang menjadi gila. Para pedagang kaya, pejabat, dan pengrajin, semuanya terlibat dalam kegilaan perdagangan ini.
Bunga tulip bukan berasal dari Belanda. Ia berasal dari Dataran Pamir. Orang Turki membawanya ke Eropa. Pada tahun 1562, sekantong umbi sampai di Belanda bersama kapal kain. Seorang pedagang salah mengira itu bawang, dan bahkan memakannya! Dia juga menanam beberapa di kebunnya.
Musim semi telah tiba. Umbi bunga mekar, warnanya sangat cerah. Penggemar berkebun, Yoris Rai, dipanggil untuk melihat. Dia terkejut! Segera memindahkan bunga itu ke kebunnya, dan menulis surat kepada teman ilmuwannya untuk meminta bantuan.
Salah satunya adalah ahli botani Clausius. Dia sangat terpesona oleh tulip. Terus mencari sampel dan mendistribusikannya kepada para komunikator di seluruh Eropa. Ini mendorong penyebaran tulip di Eropa.
Clausius pernah bekerja di istana Wina. Kemudian ia mengajar di Universitas Leiden. Setelah berdirinya Perusahaan Hindia Timur Belanda, ekonomi membaik, dan Leiden menjadi sangat populer. Ia mendirikan kebun botani dan menghabiskan hidupnya untuk meneliti varietas baru.
Dua, "Masa Keemasan Koperasi Laut"
Belanda saat itu disebut "pengemudi kereta laut". Banyak orang menjadi kaya melalui pelayaran. Orang kaya ingin menghabiskan uang, tetapi tidak suka memamerkan kekayaan mereka melalui pakaian. Mereka lebih suka membangun rumah mewah dan taman yang indah di pedesaan. Tulip? Menjadi simbol bagi orang kaya.
Ada sebuah taman yang disebut "Parit Jerman" yang sangat terkenal. Seorang pendeta menulis puisi lebih dari 16.000 kata memujinya. Pemilik taman tersebut adalah temannya.
Bahkan perdana menteri juga menyukai Tulip Bubble. Di rumah pribadinya ada perangkat aneh yang membuat beberapa bunga terlihat seperti ratusan. Mengapa demikian? Karena tulip terlalu mahal, bahkan dia tidak mampu membeli banyak. Agak konyol.
Dukungan para bangsawan membuat permintaan terhadap tulip melonjak. Penggemar baru tidak akan menanam, hanya bisa membeli. Pada tahun 1630, setiap kota sudah memiliki penanam profesional.
Orang-orang tiba-tiba menyadari: menjual kembali Tulip bisa menghasilkan banyak uang! Semakin banyak orang ikut dalam kegilaan ini. Kemudian terjadi kekurangan pasokan, semua orang mulai melakukan perdagangan dengan kontrak. Tempatnya di tavern. Ini menjadi pasar berjangka yang paling awal. Para spekulan membeli rendah dan menjual tinggi, menghasilkan banyak uang.
Tiga, Ledakan Gelembung Tulip
Puncak harga adalah sebuah lelang. Seorang anak yatim bernama Winkle menjual tulip ayahnya seharga 90.000 gulden Belanda. Angka yang luar biasa!
Kemudian krisis tiba-tiba datang. Suatu hari, tulip yang harganya selangit tiba-tiba tidak terjual. Kepercayaan pasar runtuh. Ketika orang kehilangan kepercayaan, harga langsung anjlok. Kepanikan menyebar dari satu kota ke kota lain. Semua orang frantically menjual, harga jatuh. Dalam beberapa hari, banyak pedagang bunga bangkrut.
Akhirnya, pengadilan Belanda mengajukan solusi. Membantu pedagang bunga untuk merapikan transaksi yang kacau, dan juga melarang perdagangan tulip selanjutnya. Anehnya, pengadilan juga tidak dapat memahami apa sebenarnya penyebab dari kegilaan dan kehancuran ini. Seluruh kejadian ini menjadi misteri sejarah.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apa itu gelembung tulip?
Bubble Tulip, juga disebut efek Tulip, adalah sebuah kegilaan yang terjadi di Belanda pada abad ke-17. Aktivitas spekulasi pertama yang tercatat di Eropa. Lihatlah gelembung ini! Ia memiliki semangat mengejar kekayaan, mengikuti herd, dan kehilangan akal sehat sepenuhnya. Akhirnya gelembung itu pecah, banyak orang kehilangan segalanya. Sepertinya semua elemen spekulasi manusia telah dipentaskan.
Latar Belakang: Perbaikan Ekonomi dan Dampak Pandemi
Belanda baru saja terbebas dari kekuasaan Spanyol. Ekonomi pulih dari depresi besar. Rakyat menjadi makmur.
Tetapi takdir memainkan lelucon. Antara tahun 1633 hingga 1637, wabah hitam melanda banyak kota. Kematian ada di mana-mana. Seluruh masyarakat tampaknya diliputi oleh keputusasaan.
Akhir: Kembali ke Industri Tulip yang Normal
Setelah kegilaan mereda, perdagangan tulip perlahan-lahan stabil. Sekarang Belanda memiliki ribuan jenis tulip. Itu menjadi simbol negara. Perubahan yang cukup menakjubkan.
Seluruh Acara
Satu, Gelembung Ekonomi Pertama dalam Sejarah
Pada bulan Februari 1637, terjadi hal aneh di Amsterdam. Tulip! Harga melambung hingga ke tingkat yang tidak masuk akal. Semua orang menjadi gila. Para pedagang kaya, pejabat, dan pengrajin, semuanya terlibat dalam kegilaan perdagangan ini.
Bunga tulip bukan berasal dari Belanda. Ia berasal dari Dataran Pamir. Orang Turki membawanya ke Eropa. Pada tahun 1562, sekantong umbi sampai di Belanda bersama kapal kain. Seorang pedagang salah mengira itu bawang, dan bahkan memakannya! Dia juga menanam beberapa di kebunnya.
Musim semi telah tiba. Umbi bunga mekar, warnanya sangat cerah. Penggemar berkebun, Yoris Rai, dipanggil untuk melihat. Dia terkejut! Segera memindahkan bunga itu ke kebunnya, dan menulis surat kepada teman ilmuwannya untuk meminta bantuan.
Salah satunya adalah ahli botani Clausius. Dia sangat terpesona oleh tulip. Terus mencari sampel dan mendistribusikannya kepada para komunikator di seluruh Eropa. Ini mendorong penyebaran tulip di Eropa.
Clausius pernah bekerja di istana Wina. Kemudian ia mengajar di Universitas Leiden. Setelah berdirinya Perusahaan Hindia Timur Belanda, ekonomi membaik, dan Leiden menjadi sangat populer. Ia mendirikan kebun botani dan menghabiskan hidupnya untuk meneliti varietas baru.
Dua, "Masa Keemasan Koperasi Laut"
Belanda saat itu disebut "pengemudi kereta laut". Banyak orang menjadi kaya melalui pelayaran. Orang kaya ingin menghabiskan uang, tetapi tidak suka memamerkan kekayaan mereka melalui pakaian. Mereka lebih suka membangun rumah mewah dan taman yang indah di pedesaan. Tulip? Menjadi simbol bagi orang kaya.
Ada sebuah taman yang disebut "Parit Jerman" yang sangat terkenal. Seorang pendeta menulis puisi lebih dari 16.000 kata memujinya. Pemilik taman tersebut adalah temannya.
Bahkan perdana menteri juga menyukai Tulip Bubble. Di rumah pribadinya ada perangkat aneh yang membuat beberapa bunga terlihat seperti ratusan. Mengapa demikian? Karena tulip terlalu mahal, bahkan dia tidak mampu membeli banyak. Agak konyol.
Dukungan para bangsawan membuat permintaan terhadap tulip melonjak. Penggemar baru tidak akan menanam, hanya bisa membeli. Pada tahun 1630, setiap kota sudah memiliki penanam profesional.
Orang-orang tiba-tiba menyadari: menjual kembali Tulip bisa menghasilkan banyak uang! Semakin banyak orang ikut dalam kegilaan ini. Kemudian terjadi kekurangan pasokan, semua orang mulai melakukan perdagangan dengan kontrak. Tempatnya di tavern. Ini menjadi pasar berjangka yang paling awal. Para spekulan membeli rendah dan menjual tinggi, menghasilkan banyak uang.
Tiga, Ledakan Gelembung Tulip
Puncak harga adalah sebuah lelang. Seorang anak yatim bernama Winkle menjual tulip ayahnya seharga 90.000 gulden Belanda. Angka yang luar biasa!
Kemudian krisis tiba-tiba datang. Suatu hari, tulip yang harganya selangit tiba-tiba tidak terjual. Kepercayaan pasar runtuh. Ketika orang kehilangan kepercayaan, harga langsung anjlok. Kepanikan menyebar dari satu kota ke kota lain. Semua orang frantically menjual, harga jatuh. Dalam beberapa hari, banyak pedagang bunga bangkrut.
Akhirnya, pengadilan Belanda mengajukan solusi. Membantu pedagang bunga untuk merapikan transaksi yang kacau, dan juga melarang perdagangan tulip selanjutnya. Anehnya, pengadilan juga tidak dapat memahami apa sebenarnya penyebab dari kegilaan dan kehancuran ini. Seluruh kejadian ini menjadi misteri sejarah.