Topik penurunan suku bunga di AS kembali memicu perhatian, tetapi data historis menunjukkan bahwa reaksi pasar setelah penurunan suku bunga tidak selalu sama. Dari tahun 1984 hingga 2020, AS telah mengalami 10 siklus penurunan suku bunga, dan dampaknya dapat dibagi menjadi tiga kategori:
1. 'Penyejukan Preventif': Penyesuaian suku bunga yang dilakukan ketika kondisi ekonomi relatif stabil. Sebagai contoh, pada tahun 1995, setelah pemotongan suku bunga selama 12 bulan, rata-rata saham AS naik 13,2%.
2. 'Penyelamatan Darurat': Menanggapi peristiwa mendadak seperti krisis pasar saham 1987 atau pandemi 2020. Meskipun ada gejolak pasar dalam jangka pendek, rata-rata meningkat 17,4% setelah 12 bulan.
3. 'Terpaksa Menghadapi Resesi': Seperti pecahnya gelembung internet pada tahun 2001 dan krisis keuangan tahun 2008. Dalam kasus ini, setelah penurunan suku bunga selama 3 bulan, pasar turun 14%, dan setahun kemudian masih turun 11,6%.
Bagaimana cara menentukan jenis penurunan suku bunga saat ini? Anda dapat mengikuti indikator berikut:
- Penurunan suku bunga: Penurunan suku bunga lebih dari 50 poin dasar sekali mungkin menandakan resesi. - Perubahan tingkat pengangguran: Jika tingkat pengangguran dalam 3 bulan terakhir lebih tinggi dari titik terendah dalam setahun lebih dari 0,5%, kemungkinan ekonomi sudah menghadapi masalah. - Sinyal lainnya: peningkatan pengajuan tunjangan pengangguran, penurunan ekspektasi keuntungan perusahaan, penurunan kepercayaan konsumen, dll.
Data ekonomi saat ini tampaknya lebih dekat dengan 'pendinginan pencegahan', dan tujuan Federal Reserve mungkin adalah mencapai 'hard landing' ekonomi. Namun, pasar kerja dan kondisi laba perusahaan dalam beberapa bulan ke depan akan menjadi indikator kunci yang patut diperhatikan.
Bagi investor, memahami potensi dampak dari berbagai jenis penurunan suku bunga sangat penting. Dalam lingkungan ekonomi saat ini, tetap waspada sambil menyadari bahwa peluang dapat ada bersamaan. Memantau indikator ekonomi dengan cermat dan menyesuaikan strategi investasi pada waktu yang tepat mungkin dapat membantu dalam mengambil peluang dalam siklus penurunan suku bunga yang berpotensi ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Topik penurunan suku bunga di AS kembali memicu perhatian, tetapi data historis menunjukkan bahwa reaksi pasar setelah penurunan suku bunga tidak selalu sama. Dari tahun 1984 hingga 2020, AS telah mengalami 10 siklus penurunan suku bunga, dan dampaknya dapat dibagi menjadi tiga kategori:
1. 'Penyejukan Preventif': Penyesuaian suku bunga yang dilakukan ketika kondisi ekonomi relatif stabil. Sebagai contoh, pada tahun 1995, setelah pemotongan suku bunga selama 12 bulan, rata-rata saham AS naik 13,2%.
2. 'Penyelamatan Darurat': Menanggapi peristiwa mendadak seperti krisis pasar saham 1987 atau pandemi 2020. Meskipun ada gejolak pasar dalam jangka pendek, rata-rata meningkat 17,4% setelah 12 bulan.
3. 'Terpaksa Menghadapi Resesi': Seperti pecahnya gelembung internet pada tahun 2001 dan krisis keuangan tahun 2008. Dalam kasus ini, setelah penurunan suku bunga selama 3 bulan, pasar turun 14%, dan setahun kemudian masih turun 11,6%.
Bagaimana cara menentukan jenis penurunan suku bunga saat ini? Anda dapat mengikuti indikator berikut:
- Penurunan suku bunga: Penurunan suku bunga lebih dari 50 poin dasar sekali mungkin menandakan resesi.
- Perubahan tingkat pengangguran: Jika tingkat pengangguran dalam 3 bulan terakhir lebih tinggi dari titik terendah dalam setahun lebih dari 0,5%, kemungkinan ekonomi sudah menghadapi masalah.
- Sinyal lainnya: peningkatan pengajuan tunjangan pengangguran, penurunan ekspektasi keuntungan perusahaan, penurunan kepercayaan konsumen, dll.
Data ekonomi saat ini tampaknya lebih dekat dengan 'pendinginan pencegahan', dan tujuan Federal Reserve mungkin adalah mencapai 'hard landing' ekonomi. Namun, pasar kerja dan kondisi laba perusahaan dalam beberapa bulan ke depan akan menjadi indikator kunci yang patut diperhatikan.
Bagi investor, memahami potensi dampak dari berbagai jenis penurunan suku bunga sangat penting. Dalam lingkungan ekonomi saat ini, tetap waspada sambil menyadari bahwa peluang dapat ada bersamaan. Memantau indikator ekonomi dengan cermat dan menyesuaikan strategi investasi pada waktu yang tepat mungkin dapat membantu dalam mengambil peluang dalam siklus penurunan suku bunga yang berpotensi ini.