Baru-baru ini, bintang NBA LeBron James terlibat dalam perselisihan terkait teknologi kecerdasan buatan. Menurut laporan, tim hukum James telah mengirimkan surat pemberitahuan penghentian kepada sebuah platform pembuatan video AI, meminta platform tersebut untuk menghentikan produksi dan penyebaran video lelucon yang melibatkan James, jika tidak, mereka mungkin menghadapi gugatan hukum.
Konten video yang dihasilkan oleh AI ini sangat absurd, termasuk James yang hamil, melahirkan bintang NBA lainnya, Stephen Curry, bahkan berada di penjara bersama seorang tokoh publik yang kontroversial. Video-video ini tidak hanya melanggar hak citra James, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan serius pada citra publiknya.
Setelah diselidiki, video-video ini dihasilkan melalui alat Interlink AI di platform FlickUp. Yang lebih mengkhawatirkan, ada panduan rinci di komunitas Discord terkait yang mengajarkan pengguna cara membuat video palsu semacam ini. Pembuat alat tersebut bahkan mengunggah model AI yang secara khusus meniru beberapa bintang NBA.
Beberapa video telah mendapatkan jutaan tampilan di media sosial, yang memicu kekhawatiran publik tentang potensi penyalahgunaan teknologi AI. Kemudian, beberapa video dan akun telah dihapus.
Pendiri platform FlickUp, Jason Stacks, mengakui bahwa ia telah menerima surat dari pengacara dan terpaksa menghapus model AI yang relevan. Peristiwa ini menyoroti efek pedang bermata dua dari teknologi AI dalam bidang penciptaan konten, yang tidak hanya membawa kemungkinan inovasi tetapi juga dapat melanggar hak individu.
Kejadian ini memicu pemikiran masyarakat tentang etika dan batasan hukum teknologi AI. Bagaimana menemukan keseimbangan antara mendorong inovasi teknologi dan melindungi hak-hak individu menjadi masalah yang mendesak untuk diselesaikan saat ini. Di masa depan, mungkin diperlukan undang-undang yang lebih lengkap untuk mengatur penciptaan dan penyebaran konten AI, untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi tidak melanggar hak-hak individu.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
6
Bagikan
Komentar
0/400
RuntimeError
· 07-29 10:50
Teknologi harus dijaga agar dapat digunakan dengan baik
Baru-baru ini, bintang NBA LeBron James terlibat dalam perselisihan terkait teknologi kecerdasan buatan. Menurut laporan, tim hukum James telah mengirimkan surat pemberitahuan penghentian kepada sebuah platform pembuatan video AI, meminta platform tersebut untuk menghentikan produksi dan penyebaran video lelucon yang melibatkan James, jika tidak, mereka mungkin menghadapi gugatan hukum.
Konten video yang dihasilkan oleh AI ini sangat absurd, termasuk James yang hamil, melahirkan bintang NBA lainnya, Stephen Curry, bahkan berada di penjara bersama seorang tokoh publik yang kontroversial. Video-video ini tidak hanya melanggar hak citra James, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan serius pada citra publiknya.
Setelah diselidiki, video-video ini dihasilkan melalui alat Interlink AI di platform FlickUp. Yang lebih mengkhawatirkan, ada panduan rinci di komunitas Discord terkait yang mengajarkan pengguna cara membuat video palsu semacam ini. Pembuat alat tersebut bahkan mengunggah model AI yang secara khusus meniru beberapa bintang NBA.
Beberapa video telah mendapatkan jutaan tampilan di media sosial, yang memicu kekhawatiran publik tentang potensi penyalahgunaan teknologi AI. Kemudian, beberapa video dan akun telah dihapus.
Pendiri platform FlickUp, Jason Stacks, mengakui bahwa ia telah menerima surat dari pengacara dan terpaksa menghapus model AI yang relevan. Peristiwa ini menyoroti efek pedang bermata dua dari teknologi AI dalam bidang penciptaan konten, yang tidak hanya membawa kemungkinan inovasi tetapi juga dapat melanggar hak individu.
Kejadian ini memicu pemikiran masyarakat tentang etika dan batasan hukum teknologi AI. Bagaimana menemukan keseimbangan antara mendorong inovasi teknologi dan melindungi hak-hak individu menjadi masalah yang mendesak untuk diselesaikan saat ini. Di masa depan, mungkin diperlukan undang-undang yang lebih lengkap untuk mengatur penciptaan dan penyebaran konten AI, untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi tidak melanggar hak-hak individu.