Musk dan Trump: Permainan Kepentingan di Balik Pemilihan Umum
Dalam pemilihan presiden AS tahun ini, seorang pendukung yang tidak terduga menarik perhatian luas - CEO Tesla Elon Musk. Musk tidak hanya menyumbangkan 75 juta dolar kepada komite aksi politik yang mendukung Trump pada kuartal ketiga, tetapi juga secara aktif menggalang suara untuk Trump di media sosial, bahkan meluncurkan undian senilai satu juta dolar untuk mendorong pemilih berpartisipasi. Sikap dukungan penuh ini, bagi seorang pengusaha yang memiliki pengaruh besar dan kontroversial, tampaknya agak berisiko.
Namun, hubungan antara Musk dan Trump tidak selalu harmonis. Melihat kembali beberapa tahun terakhir, keduanya telah saling menyerang di depan umum berkali-kali. Pada tahun 2022, Musk bahkan secara terbuka menyerukan Trump untuk mundur dari politik. Lalu, apa yang mendorong Musk untuk mengubah sikapnya secara drastis dalam waktu singkat hanya dua tahun?
Analisis menunjukkan bahwa perubahan ini kemungkinan besar berasal dari pertimbangan kepentingan. Selama masa jabatan pemerintahan Biden, banyak perusahaan milik Musk menghadapi pengawasan regulasi yang semakin ketat. Sementara itu, Trump berjanji jika terpilih, ia akan memberikan posisi penting kepada Musk - memimpin "Komite Efisiensi Pemerintah". Posisi ini mungkin memberi Musk pengaruh signifikan terhadap pengeluaran proyek federal, yang jelas memiliki arti penting bagi perusahaan seperti SpaceX yang merupakan penerima manfaat utama kontrak pemerintah.
Bagi Trump, memilih Musk sebagai sekutu juga memiliki pertimbangan strategis. Sebagai seorang yang relatif baru dalam politik, Trump membutuhkan dukungan dari tokoh bisnis berpengaruh seperti Musk. Sementara itu, bagi Musk, mendukung Trump mungkin merupakan kesempatan untuk mendapatkan pengaruh yang lebih besar di panggung politik.
Namun, aliansi ini juga membawa risiko. Jika Trump kalah, Musk mungkin menghadapi pembalasan dari Partai Demokrat. Ini mungkin menjelaskan mengapa Musk beberapa kali secara terbuka menyatakan kekhawatiran tentang keselamatan pribadinya.
Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, survei menunjukkan Trump memimpin di beberapa negara bagian kunci. Meskipun hasilnya masih sulit diprediksi, yang pasti adalah bahwa kepentingan Musk dan Trump telah terjalin erat. Hasil pemilihan ini tidak hanya berkaitan dengan arah politik Amerika, tetapi juga akan berdampak mendalam pada jalur pengembangan masa depan raksasa teknologi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
3
Bagikan
Komentar
0/400
Anon4461
· 9jam yang lalu
Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa Musk itu bodoh?
Lihat AsliBalas0
rugpull_ptsd
· 9jam yang lalu
Koneksi yang khas, berbicara tentang uang tidak menyakiti perasaan.
Musk Mendukung Trump: Perkawinan Kepentingan antara Raksasa Teknologi dan Pro di Dunia Politik
Musk dan Trump: Permainan Kepentingan di Balik Pemilihan Umum
Dalam pemilihan presiden AS tahun ini, seorang pendukung yang tidak terduga menarik perhatian luas - CEO Tesla Elon Musk. Musk tidak hanya menyumbangkan 75 juta dolar kepada komite aksi politik yang mendukung Trump pada kuartal ketiga, tetapi juga secara aktif menggalang suara untuk Trump di media sosial, bahkan meluncurkan undian senilai satu juta dolar untuk mendorong pemilih berpartisipasi. Sikap dukungan penuh ini, bagi seorang pengusaha yang memiliki pengaruh besar dan kontroversial, tampaknya agak berisiko.
Namun, hubungan antara Musk dan Trump tidak selalu harmonis. Melihat kembali beberapa tahun terakhir, keduanya telah saling menyerang di depan umum berkali-kali. Pada tahun 2022, Musk bahkan secara terbuka menyerukan Trump untuk mundur dari politik. Lalu, apa yang mendorong Musk untuk mengubah sikapnya secara drastis dalam waktu singkat hanya dua tahun?
Analisis menunjukkan bahwa perubahan ini kemungkinan besar berasal dari pertimbangan kepentingan. Selama masa jabatan pemerintahan Biden, banyak perusahaan milik Musk menghadapi pengawasan regulasi yang semakin ketat. Sementara itu, Trump berjanji jika terpilih, ia akan memberikan posisi penting kepada Musk - memimpin "Komite Efisiensi Pemerintah". Posisi ini mungkin memberi Musk pengaruh signifikan terhadap pengeluaran proyek federal, yang jelas memiliki arti penting bagi perusahaan seperti SpaceX yang merupakan penerima manfaat utama kontrak pemerintah.
Bagi Trump, memilih Musk sebagai sekutu juga memiliki pertimbangan strategis. Sebagai seorang yang relatif baru dalam politik, Trump membutuhkan dukungan dari tokoh bisnis berpengaruh seperti Musk. Sementara itu, bagi Musk, mendukung Trump mungkin merupakan kesempatan untuk mendapatkan pengaruh yang lebih besar di panggung politik.
Namun, aliansi ini juga membawa risiko. Jika Trump kalah, Musk mungkin menghadapi pembalasan dari Partai Demokrat. Ini mungkin menjelaskan mengapa Musk beberapa kali secara terbuka menyatakan kekhawatiran tentang keselamatan pribadinya.
Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, survei menunjukkan Trump memimpin di beberapa negara bagian kunci. Meskipun hasilnya masih sulit diprediksi, yang pasti adalah bahwa kepentingan Musk dan Trump telah terjalin erat. Hasil pemilihan ini tidak hanya berkaitan dengan arah politik Amerika, tetapi juga akan berdampak mendalam pada jalur pengembangan masa depan raksasa teknologi.