“Machi memimpin arus, lalu disusul Annie Yi. Kita menyaksikan kembalinya para whale NFT utama dari siklus sebelumnya.”
Pada 2021, para selebritas memicu ledakan besar NFT. Kini, mereka kembali, membawa kisah baru dan menempatkan taruhan segar di pasar.
Pada saat yang sama, volume perdagangan NFT mulai naik lagi, diikuti dengan lonjakan jumlah pembeli. Namun, apakah kebangkitan ini tanda datangnya musim semi—atau hanya ilusi di tengah dinginnya crypto winter?
Indikator makro pasar menunjukkan kontradiksi yang membingungkan.
Prospek jangka panjang tetap optimis: Perusahaan sekelas Vancelian memperkirakan pasar NFT bisa melesat hingga puluhan miliar dolar tahun ini. Namun dalam jangka pendek, kenyataannya jauh lebih suram—laporan DappRadar menyebutkan volume perdagangan NFT turun hampir 29% quarter-over-quarter pada Q2.
Meskipun begitu, penurunan ini tidak menimbulkan kepanikan. Justru, situasi ini memperlihatkan pergeseran struktur pasar yang mendasar.
Data DappRadar mengungkapkan, di Q2 2025, total volume perdagangan NFT turun akibat penurunan koleksi bernilai tinggi, namun jumlah transaksi meroket 78% dari sekitar 7,02 juta menjadi 12,5 juta, dan jumlah pembeli unik naik 44% dari 651.000 menjadi 936.000.
Tren yang terlihat paradoks—harga turun sementara volume naik—menandakan perubahan mendalam. NFT perlahan meninggalkan citra eksklusif berisiko tinggi demi adopsi massal secara luas.
Coindoo menyoroti bahwa meskipun volume agregat turun, peningkatan jumlah transaksi dan penurunan nilai rata-rata menunjukkan pasar semakin terbuka. Penggerak utamanya beralih dari murni spekulasi menuju utilitas nyata dan konsensus komunitas yang solid.
Di momen krusial ini, “whale selebritas” yang sempat pergi pun kembali. Apa makna kehadiran mereka kali ini?
Dari PhantaBear milik Jay Chou dan ZombieClub oleh Shawn Yue hingga Theirsverse milik Annie Yi, proyek yang dulunya begitu hype ini kini terpuruk lebih dari 98% dari harga puncak—hampir tak bernilai. Di balik fakta pahit ini, banyak investor diam-diam masih menanggung kerugian.
Sumber: CoinGecko, Cryptorank
Untuk memahami pasar hari ini, kita perlu melihat kembali masa-masa ketika euforia dan realitas bersatu.
2021: Puncak Hype
Inilah era emas, ketika para visioner dan spekulan berpesta bersama.
Bitcoin menembus rekor tertinggi di $69.000. NFT berubah dari koleksi niche menjadi headline global. Oktober 2021, Machi Big Brother membeli Cyborg Bored Ape seharga 425 ETH, memicu fenomena FOMO.
Menjelang akhir tahun, PhantaBear milik Jay Chou ludes terjual dalam 40 menit dengan penjualan lebih dari $10 juta hanya dalam sehari.
2022: Crypto Winter
Ledakan itu menghilang secepat datangnya. Peristiwa black swan, inflasi meningkat, suku bunga naik, dan perang mengguncang pasar. Bitcoin anjlok di bawah $20.000, total kapitalisasi pasar kripto menyusut setengah menjadi $1 triliun.
Edison Chen, Shawn Yue, dan Annie Yi sama-sama meluncurkan proyek NFT, namun semuanya akhirnya ambruk di tengah pasar bearish. Theirsverse merosot dari 0,219 ETH ke 0,02 ETH—turun 96%—dan Annie Yi dijuluki “Queen of Retail Bagholders.”
2025: Wajah Lama Kembali, Pemain Baru Hadir
Sekarang, Machi Big Brother sudah berevolusi—dari whale NFT menjadi salah satu trader meme coin leverage tertinggi. Ia berani menggelontorkan modal besar ke token seperti BLAST dan PUMP, membuka seluruh rekap untung-rugi, dan mengukuhkan reputasinya sebagai penjudi paling nekat di pasar. Annie Yi pun diam-diam kembali ke dunia NFT.
Selain itu, pengusaha legendaris Qian Fenglai menyerbu Web3 di awal tahun ini, dengan kekayaan sembilan digit dan janji investasi $100 juta untuk mengembangkan “Peach Blossom Land NFT.” Mike Novogratz dari Galaxy Digital pun tanpa gembar-gembor mengganti PFP menjadi Pudgy Penguin.
Rasanya seperti 2021 terulang kembali—selebritas meramaikan pasar, suasana kembali panas. Namun kali ini, antusiasme membabi buta jauh berkurang dan kehati-hatian tumbuh lebih besar.
Pada 2025, komunitas NFT bukan sekadar ikut ambil bagian—mereka kini benar-benar menjadi penentu nilai utama.
Secara statistik, indikator pasar tampak kuat: volume transaksi NFT terus pulih, koleksi blue-chip seperti CryptoPunks, BAYC, dan Pudgy Penguins tetap naik. Namun kali ini, respons komunitas jauh lebih tenang dan rasional daripada sebelumnya.
“Euforia NFT 2021 sudah berlalu,” tegas @RicecakeNFT di X. “Ambang masuk kini lebih tinggi, dan investor lebih mengutamakan utilitas nyata serta nilai komunitas.” Begitulah warna NFT di 2025: demam spekulasi mereda, fokus beralih ke nilai nyata.
Anggota komunitas @waleswoosh memproyeksikan: “Tahun 2025 mungkin satu proyek NFT besar hilang dari peta, tapi akan bermunculan koleksi dengan harga dasar di atas 50 ETH—tahun penetapan harga ulang dan nilai riil.”
Sekilas, lanskap NFT 2025 tampak semarak, namun kini lebih matang dan rasional secara mendalam.
Dari spekulasi menuju konsensus, dari hype ke logika, perubahan mendalam ini mengubah tolok ukur nilai di pasar NFT.