Setelah gagal mencatatkan penutupan mingguan yang penting, Bitcoin (BTC) kembali turun ke level Rp100.000.000 dan menarik perhatian pasar. Sejumlah analis menilai level ini berpotensi menentukan arah BTC pada kuartal IV, berperan sebagai titik balik antara tren bullish dan bearish.
Pada Selasa, Bitcoin melemah 9% dari harga pembukaan mingguan hingga menyentuh kisaran Rp100.000.000 untuk kali pertama sejak Juni. Setelahnya, BTC konsisten bergerak di atas Rp105.000.000, bertahan dalam rentang konsolidasi Rp108.000.000–Rp120.000.000 selama empat bulan terakhir. Saat koreksi di awal Oktober, BTC sempat jatuh ke Rp102.000.000 sebelum pulih. Namun, harga tetap gagal menembus titik tengah rentang tersebut. Kini, saat harga kembali menguji batas psikologis, sentimen pasar cenderung negatif.
Analis Ali Martinez menilai secara optimis, jika BTC mampu bertahan dalam rentang saat ini, rebound jangka pendek 5% hingga 11% masih terbuka.

(Sumber: ali_charts)
Berdasarkan grafik Martinez, BTC telah diperdagangkan di kisaran Rp101.300.000–Rp124.000.000 sejak Mei, dan selalu mengalami rebound setiap kali menyentuh batas bawah. Jika pola ini berlanjut, BTC berpotensi menguji kembali resistance di Rp106.500.000 atau Rp112.000.000.
Saat ini, BTC diperdagangkan di kisaran Rp101.800.000, turun 6% pada hari ini. Jika harga gagal bertahan di Rp100.000.000, support berikutnya berpotensi diuji di Rp98.000.000. Sebaliknya, jika terjadi rebound, target terdekat akan bergeser ke kisaran Rp106.000.000–Rp112.000.000.
Meski volatilitas jangka pendek meningkat tajam, struktur bullish jangka panjang tetap terjaga. Jika BTC membentuk level dukungan yang solid di sekitar Rp100.000.000, peluang untuk kembali ke level di atas Rp120.000.000 pada akhir tahun masih terbuka.
Perdagangkan BTC spot sekarang: https://www.gate.com/trade/BTC_USDT

Penurunan Bitcoin di bawah level psikologis kunci ini menunjukkan pergeseran sentimen pasar dan penataan kembali posisi jangka pendek. Secara teknikal, zona Rp100.000.000–Rp98.000.000 menjadi support terakhir bagi bullish. Jika mampu bertahan, potensi rebound sangat besar. Di tengah meningkatnya kecemasan pasar, investor jangka panjang dapat menata ulang portofolio di periode volatilitas tinggi ini.





